Ahmad Taufiq,
dosen STAINU Temanggung dalam International Conference menyampaikan
bahwa akademisi harus rajin publikasi. Dalam penjelasannya hal yang terkait
dengan teori penerjemahan yang terkait dengan ungkapan idiomatika empat pola
idiom dalam kisah rojulun wa khomsu nisa yaitu pola susunan jumlah idhofi,
af'al muta'adi biharfin min huruf Al jar, Al Washfi.
"Publikasi
menjadi sangat penting dalam kegiatan akademisi," beber dia dalam seminar
internasional "Internasionalization of islamic education in Indonesia"
di Laras Asri Resort & Spa, Kampus 3, IAIN Salatiga.
Kegiatan yang
dilaksanakan Senin – Selasa (06-70/11/2017) adalah kegiatan kali pertama Ahmad
Taufiq dan menjadi pengalaman pertama menjadi seorang presenter pada seminar
internasional.
"Kami
masuk di cluster 4: language and culture (room 204) dengan seluruh
presenter berbahasa Inggris, sementara tim kami yang hanya menggunakan bahasa
Arab, ternyata dari semua title yang ada dalam Internasional Conference,
hanya kamilah yang berbahasa Arab," katanya.
Ketika masuk
dalam sesi 1 yaitu pukul 2.15 pm - 3 p.m, kata dia, pihaknya mencoba memaparkan
hasil penelitian tentang tahlil at tarjamah (analisis terjemah) sempat
mendapat masukan dari Prof. Dr. Rizwanur Rahman institution center for
Arabic and African studies, school of language Jawaharlal Nehru university,
New Delhi India terkait penerjemahan.
"Memang
sudah saatnya Indonesia bangun untuk memperkuat dunia publikasi jangan sampai
kita ini kalah dengan Singapura, yang hanya mempunyai penduduk 6 juta, sama
dengan jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia, akan tetapi publikasi ilmiah
internasional itu lebih unggul dari Indonesia, setelah Malaysia," lanjut
penerima program 5000 Doktor di UIN Malang ini.
Pihaknya
berharap kegiatan seperti itu harus diikuti oleh dosen-dosen terutama seperti
STAINU Temanggung. "Kegiatan ini sangat membantu bagi kami sebagai seorang
akademisi," ujar dia. (ibda)