Gali Karya Ulama Nusantara Agar Tak Kehilangan Identitas - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 08 Oktober 2017

Gali Karya Ulama Nusantara Agar Tak Kehilangan Identitas



Pati, SoearaMoeria.Com
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Budaya Islam (STIBI) harus mampu menggali kembali, menemukan dan mengkaji karya ulama nusantara. Hal tersebut diungkapkan A. Ginanjar Sya'ban dalam sesi Diskusi Buku di kampus STIBI Syekh Jangkung, Kabupaten Pati, Sabtu (07/10/2017).

Pesan tersebut ditegaskan kepada seluruh mahasiswa STIBI yang mengenyam program Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan logat medok khas Kabupaten Pati.

Kegiatan yang dimotori oleh Pustaka Compass itu menyita perhatian publik Kayen. Kegiatan yang diperuntukkan masyarakat umum tersebut selain dihadiri oleh sivitas akademi STIBI juga dihadiri stake holder Kecamatan Kayen dan Banom NU Kecamatan Kayen tak lupa masyarakat umum.

Selain A. Ginanjar Sya'ban sang master manuskrip dengan karyanya “Mahakarya Islam Nusantara”, hadir pula Zainul Milal Bizawie penulis “Masterpiece Islam Nusantara” yang juga sejarahwan asli kelahiran Pati.

Dua penulis nasional tersebut menyampaikan keprihatinan khususnya terhadap karya-karya ulama nusantara.

"Mayoritas muslim Indonesia jarang memiliki perhatian terhadap karya ulama nusantara, padahal mereka memiliki banyak karya yang dahsyat, bahkan di Eropa, Tanah Haramain, Afrika banyak karya ulama nusantara yang karyanya masih digunakan bahkan populer hingga kini," terang Ginanjar.

Lanjut lelaki berpeci hitam alumni Lirboyo tersebut, "kita itu kaya akan khazanah peradaban di dunia internasional dengan karya-karya ulama' fenomenal kita, jika perhatian kita kurang maka karya ulama nusantara akan musnah, yang lebih ironi, akan banyak yang mematahkan dan menganggap ulama nusantara hanya mitos, menganggap bahwa islam nusantara adalah sekadar islam pinggiran. Untuk itu, kita harus  menggali karya mereka agar tidak menjadi bangsa yang kehilangan identitas software peradabannya," tuturnya.

Sejalan dengan Ginanjar, Gus Milal, akrab ia disapa menambahkan, "Sejarah itu bukan hanya cerita masa lalu perjalanan, akan tetapi, kita membuat sejarah untuk membangun masa depan,” tukasnya. (fa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar