Kudus, SoearaMoeria.Com
Rombongan tim
monev Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
(LPBI NU) Pusat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di Kudus, Rabu
(31/05/17) kemarin.
Bersama BNPB dan DFAT
perwakilan Dubes Australia menuju ke pendopo kabupaten Kudus, disambut
oleh Sekda Kudus Nor Yasin. Dia menyambut baik dengan adanya monev dan
menceritakan beberapa kejadian bencana yang ada di kabupaten Kudus.
"Kami pihak
pemerintah dalam penanggulangan bencana daerah bekerja bersama-sama dengan para
relawan dan dunia usaha," paparnya.
Hal ini bertujuan
untuk mensinergikan manajemen risiko bencana kepada pemerintah daerah,
organisasi masyarakat dan dunia usaha. Terutama untuk menunjang
kesiapsiagaan bencana.
Ketua LPBI NU Pusat,
M. Ali Yusuf mengatakan Kudus dipilih karena berdasarkan data dari Badan
Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Jawa Tengah termasuk tiga besar
rawan Bencana Se-indonesia. Kudus masuk dalam daftar wilayah rawan bencana itu.
"Kesiapsiagaan
bencana tidak hanya relawan, namun lebih penting dari masyarakat, karena yang
mengenal daerahnya dan kali pertama terdampak. Ke depan kami akan memberi
pengerahan dan pelatihan tanggap bencana sejak dini kepada masyarakat,"
ungkapnya.
Dia menjelaskan,
program kesiapsiagaan dari LPBI NU ini, sudah berjalan sejak 2016.
Juga bekerja sama dengan pemerintah Australia melalui Departement Of Foreigh
Affairs and Trade (DFAT).
Selain itu ada
rencana membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Forum ini sebagai
wadah koordinasi antar lembaga, ormas, relawan, pemerintah
daerah dan dunia usaha.
Tujuannya, agar
bantuan disalurkan nantinya tidak saling tumpuk dan pembagian tugas lebih
jelas.
"Upaya untuk
meningkatkan kapasitas komunitas komunikasi dalam respon bencana di daerah,
bisa untuk mendukung pemerintah kabupaten dalam membangun sistem
kesiapsiagaan bencana. Termasuk mekanisme tanggap darurat bencana,” jelasnya.
Sementara itu Kedutaan
Australia, Piter Edward mengatakan dirinya diundang LPBI NU Pusat untuk ikut memonitoring
evaluasi kesiapsiagaan LPBI NU di daerah. Pihaknya siap menjalin kerja
sama ini.
"Kami akan
berkoordinasi dengan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang memiliki
kewenangan terhadap tanggap bencana di indonesia. Memang lembaga yang bergerak
di bidang siaga bencana di indonesia banyak, mereka juga luar biasa,
sebab relawannya siap terjun ke medan terberat sekali pun,"
terangnya.
Sementara itu
Ketua LPBI NU Kudus, Gufron mengatakan jumlah anggotanya ada 79 orang,
tapi yang telah mengikuti pelatihan tanggap bencana sekitar 25 anggota.
Mereka dilatih
segala hal yang berkaitan dengan kebencanaan. "Monitoring evaluasi ini sungguh
bermanfaat. Kami mendapatkan masukan dari pusat yang harus diperbaiki di daerah,"
jelasnya.
Tim monev juga
berkunjung ke Oasis Djarum Kudus dan disambut dengan baik, salah satu
peran dunia usaha yang saat ini sudah dilakukan oleh Djarum Bakti Lingkungan
tentang penanggulangan bencana melakukan reboisasi pohon mahoni di sepanjang
jalan Pantura mulai Brebes sampai Rembang.
Ipung salah satu
perwakilan Djarum mengatakan masyarakat harus bersama-sama bergerak untuk
melakukan yang mencegah penanggulangan bencana salah satunya penanaman
pohon baik trembesi maupun pohon yang lain.
Acara diakhiri di
kantor BPBD Kudus dalam pembahasan kajian risiko bencana yang sudah dilakukan
oleh Tim kajian LPBI NU Kudus di desa Karangrowo Undaan Kudus. (ka)