Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jamaah Pasrah
(Japa) Desa Kembang, Kecamatan Dukuhseti, kabupaten Pati diresmikan Jumat (26/05/17)
oleh Riyoso, Kepala Disperindag Kabupaten Pati.
Hadir dalam kesempatan itu KASI SMK Balai
Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BPPMK) Wilayah II Kabupaten Pati
Agus Rumanto, Kepala Disperindag Pati Riyoso, Suparlan Camat Dukuhseti, Ketua
Yayasan Japa, komite sekolah dan kepala sekolah, tokoh masyarakat dan tamu
undangan.
KH. Ahmad Fauzi Ketua Panitia melaporkan
bahwa Yayasan Japa, prinsipnya melakukan tiga tugas yaitu sosial, pendidikan
dan ekonomi.
"Sosial sudah dilaksanakan 1999 sebelum
berbadan hukum yayasan tahun 2004. Dulu pertama kali menyantuni yatim sebanyak
11 anak dan dhuafa 9 anak," beber kiai asal Desa Banyutowo tersebut.
Dan kemarin, kata dia, Yayasan Japa
menyantuni 373 anak dan 82 dhuafa 90 lebih. "Mereka tersebar dari 6
kecamatan di Pati dan Jepara, yaitu Dukuhseti, Tayu, Margotuwu, Gunungwungkal,
Batangan, Donorojo Jepara atau 6 kecamatan atau 30 lebih desa," beber dia.
Pihaknya melanjutkan bahwa Yayasan Japa ke
depan lewat SMK akan menggratiskan pendidikan khusus yatim piatu. "Kami
siap melaksanakan pendidikan gratis untik yatim piatu," beber dia.
Dijelaskannya bahwa saat ini sudah ada tiga
kelas untuk pembelajaran dan sudah menelan biaya sekitar Rp 410 juta.
"Kami menarget ada 3 lantai dan memang
estimasinya menelan biaya Rp 1 miliar 26 jutaan. Saat ini sudah ada 27 yang
resmi mendaftar dan yang belum ada 10, jadi hitungannya ada 38 anak,"
lanjut dia.
SMK Inden BMW
Sementara itu, Agus Rumanto KASI SMK BPPMK
Wilayah II Kabupaten Pati menjelaskan bahwa kesuksesan mengelola itu tidak
gampang. "SMK yang bagus itu yang bisa diinden. Artinya diantre,
diinginkan siswa dan masyarakat," beber pria yang mengelola SMK di lima
kabupaten di wilayah Jateng tersebut.
Total guru di wilayah kami, kata dia, ada
ribuan guru dan SMK-nya juga banyak. "SMK Japa ini prospek. Pertama, ini
depannya ada sawah yang ke depan bisa jadi lahan olahraga dan pengembangan.
Kedua, lokasinya di kampung yang pasti kondisi pembelajarannya tenang. Ketiga,
ke depan SMK Japa ini nanti didirikan pondok pesantren juga, wah ini pasti
sudah sesuai dengan ruh Islam sesuai ayat pertama iqra' bismi rabbikallazi
khalaq. Yang penting itu nilai-nilai pendidikan dan agama, ya dapat akhirat
serta dunianya," jelas dia.
Dijelaskannya, syarat pendirian SMK ke depan
minimal harus memiliki 1,5 hektare lahan. "Saya juga berharap, semua guru
di sini mampu menstranformasikan empat kompetensi guru. Yaitu kompentensi
pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional. Itulah minimal syarat SMK yang
inden," ujarnya.
Selain itu, SMK yang benar-benar inden BMW
menurut dia harus dibutuhkan industri, berbasis entreprenership. "SMK juga
harus bisa jadi BMW. Ini tak singkat seperti BMW, yaitu Bisa Bekerja,
Melanjutkan Pendidikan Tinggi dan Wirausaha," tukas dia.
Untuk menjadi SMK yang Inden BMW harus sesuai
prosedur, manajemennya harus sesuai POAC, adanya sinergi antara yayasan, komite
dan dewan guru.
"Kita nanti juga menerapkan Kurikulum
2013 yang berbasis saintifik. Jadi SMK yang bagus itu yang mengutamakan
kerjasama dan niat perjuangan mencedaskan bangsa," beber dia.
Kepala SMK Yayasan Japa Minanurrohman
mengatakan bahwa SMK Japa lahir dari rahim Yayasan Jamaah Pasrah, sebuah
yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan ekonomi.
"SMK ini memang lahir dari bawah, mulai
pengajuan dari UPT sampai ke pusat. Apalagi 2017 lalu sudah di bawah Provinsi.
Tapi alhamdulillah hanya ditempuh 6 bulan. Padahal idealnya minimal 10
bulan sesuai standar nasional pendidikan," ujar alumnus YPRU Guyangan
tersebut.
"Saya berharap SMK Japa ini diridai
Allah SWT," harap dia. (hi)