Kiai Muslim Assalamy: Dunia Teknologi Berawal dari Mimpi - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 27 Mei 2017

Kiai Muslim Assalamy: Dunia Teknologi Berawal dari Mimpi



Pati, SoearaMoeria.Com
Kiai Muslim Assalamy Alhafiz, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) kabupaten Pati mengatakan ada yang kurang dan luput dalam penerapan ilmu manajemen modern yang selama ini hanya Planning, Organiting, Actuating dan Controlling atau POAC.

Menurutnya, ada banyak hal selain empat unsur itu meski ada pendapat penambahan aspek evaluating di akhir keempat aspek itu.

"Ilmu manajemen pertama itu sebenarnya malah feeling sebelum planning," beber Kiai Muslim saat memberi tausiyah dalam peresmian SMK Japa di Desa Kembang, kecamatan Dukuhseti, kabupaten Pati, Jumat (26/05/17).

Manajemen pertama itu mengkhayal, kata dia, gampangannya khoyanazzilli.

"Semua dunia teknologi itu ya berawal dari mimpi. Pesawat terbang itu dulu juga produk khayalan. Bagaimana membuat badannya, sampai sayapnya dan bisa terbang itu. Adanya perkembangan teknologi yang sepesat ini semua berawal dari khayalan," tukas Komite SMK Japa tersebut.

Hal itu dikatakan Kiai Muslim merespon penjelasan KASI SMK Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BPPMK) Wilayah II Kabupaten Pati Agus Rumanto, bahwa indikator SMK yang baik harus memenuhi aspek manajemen dengan pola POAC yang baik.

Ia mengatakan, adanya SMK Japa juga berawal dari impian pengurusnya, terutama almarhum Kiai Amar Maruf sebagai penggagas Yayasan Jamaah Pasrah.

"Nanti juga ada evaluating, peresmian ini juga launching, jadi memang POAC itu harus dilengkapi aspek lain," tandasnya.

Pengurus MUI Kabupaten Pati tersebut juga mengatakan, bahwa dalam mengelola lembaga pendidikan harus menggunalan prinsip Islam atau ukhrawi tanpa meninggalkan aspek duniawi.

"Yang pertama itu kun aliman, ono sing pinter. Alhamdulillah SMK Japa diisi berbagai sarjana dan juga santri yang berasal dari berbagai pesantren. Untuk maju, ya sing pinter gelem ngajar, sing ora patio pinter gelem ngaji sinau. Sing ra iso keduane ya nyumbang-nyumbang karo doa," tukas dia.

Maka yang penting, pendidikan selain membekali akhlakul karimah juga ekonomi. "Itu harus disinergikan, pasti lulusannya menjadi luar biasa," tegasnya.

Kiai muda tersebut juga menandaskan bahwa dalam belajar tidak boleh sekadar mengandalkan pendengaran. "Kalau jenengan sinau, ngaji, kudune memang membawa catatan atau rekaman. Kalau mengandalkan pendengaran nanti ya mufrod terus ilmune dan jadi jamaknya atau tambahnya itu lama," beber dia.

Ia berharap, ke depan SMK Japa menjadi salah satu SMK yang tidak mendikotomikan ilmu dunia dan akhirat. "Kalau mau mondok di pondok saya ya monggo. Tapi ya agak jauh dikit, ya nanti lah ke depan bisa berjalan lancar," tukasnya. (hi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar