Rembang,
soearamoeria.com
Menteri
Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin berharap, kehadiran lembaga pendidikan di
bawah naungan Kementerian Agama termasuk keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) terkhusus STAI Al-Anwar Sarang bisa berkontribusi dalam menyiapkan generasi
yang cerdas spiritual maupun sosial. Harapan ini sejalan dengan salah satu
tujuan pembangunan nasional yaitu, mencerdaskan kehidupan bangsa secara
intelektual.
Harapan
tersebut disampaikan Menteri Lukman saat memberikan sambutan pada acara Stadium
General (SG) di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa
Tengah yang mengusung tema "Islam
Santri, Cermin Kebangkitan Bangsa Indonesia", Kamis (29/09/16).
"Dengan
model lembaga pendidikan Islam yang menunjukkan ragam keunikan dan kekhasan,
Kemenag terus mempromosikan ke seluruh penjuru dunia adalah corak pendidikan
Islam yang telah diwariskan oleh para Ulama dan kiai nusantara yang telah
terbukti mengagumkan dunia," kata Menag.
Islam
yang dihadirkan, lanjut Menag, adalah Islam yang toleran, insklusif, moderat
dan rahmatan lil alamiin. Diyakini
Menag, bahwa ke depan, cita-cita Indonesia menjadi destinasi studi Islam dunia
bukan lagi sekadar mimpi. Apalagi di tengah-tengah konflik berkepanjangan yang
terjadi di beberapa negara yang mayoritas penduduknya muslim saat ini, maka
wajah Islam Indonesia menjadi pilihan.
Dengan
kesungguhan bersama, tiga atau lima tahun ke depan, Menag bahwasanya akan
berbondong-bondong mahasiswa belajar Islam di Indonesia termasuk di STAI
Al-Anwar. Oleh karena itu, menurut Menag Lukman yang terpenting adalah
bagaimana setiap lembaga mampu merumuskan Institutional
Branding-nya agar senantiasa menjadi trade
mark dan public image.
"Peran
serta dan kehadiran para ulama di lingkungan pondok pesantren merupakan modal
yang tak ternilai bagi pengembangan PTKIS berbasis pondok pesantren," kata
Menag.
Selain
itu, lanjut Menag, dengan memanfaatkan jaringan alumni yang tersebar di
pelbagai tempat dan profesi, akan mewujudkan STAI Al-Anwar menjadi destinasi
studi Islam, tinggal menunggu momentum saja. Apalagi dengan keberadaan KH
Maemun Zubair (Mbah Mun) yang hingga saat ini sangat concern mendampingi kita semua, Menag optimis, tidak hanya mahasiswa
dari penjuru Nusantara yang akan menimba pengetahuan agama di STAI Al-Anwar
bahkan akan hadir pula mahasiswa dari pelbagai manca negara.
"Sebagai
contoh, kunjungan KH Maemun Zubair (Mbah Mun) di pelbagai perguruan tinggi di
Maroko beberapa tahun yang lalu, cukup memberi kesan para akademisi di sana
bahwa kemampuan Ulama Nusantara tidak kalah memukau dibandingkan ulama
mereka," ungkap Menag sebagaimana dirilis dari kemenag go.id.
"Dari
kawah candradimuka yang bernama Al-Anwar ini diharapkan lahir generasi-generasi
muda yang tidak hanya mampu mengaji tetapi juga mampu mengkaji, yang tidak
hanya berzikir tetapi juga terus berpikir, yang tidak hanya mampu mengolah jiwa
tetapi juga menguasai IPTEK untuk mengolah data, tidak hanya lembaga pendidikan
yang menghasilkan para scholars, tetapi juga akan lahir para inventor, dan
creator. Di atas semua itu, satu hal yang harus ditegakkan adalah pondasi
keagamaan," lanjut Menag.
Bahkan,
lanjut Menag, sebagai lembaga yang memiliki concern
tinggi terhadap persoalan spiritualitas dan keagamaan, Al-Anwar tentunya
memiliki strategi dan cara tersendiri guna mencetak kader-kader yang taat
beragama, berdaya saing dan cinta Tanah Air.
"Masa
depan bangsa ini terletak di tangan anda semua. Kalianlah yang hari ini santri,
pelajar, dan mahasiswa (mahasantri), kelak sepuluh atau dua puluh tahun ke
depan yang akan turut serta menentukan hitam putihnya bangsa Indonesia,"
ujar Menag.
"Saya
yakin dengan potensi dan keunggulannya, Pondok Pesantren dan STAI Al-Anwar akan
menjadi lentera masyarakat, memberikan kontribusi nyata bagi terciptanya
kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara serta izzul Islam walmuslimin," tutup Menag. (rief/ed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar