Puluhan anggota Kodim 0716/ Demak beserta jajaran
Polres dan Satpol PP Kabupaten Demak melakukan
pengamanan jalannya pembongkaran warung liar yang ada di jalan Soekarno Hatta
(jalan lingkar Demak - Kudus) Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak.
Setelah menuai kritik yang
cukup lama dan alot dari berbagai eleman masyarakat mulai anggota DPRD, tokoh
masyarakat, tokoh agama , MUI dan aktivis terkait merebaknya ratusan
warung liar yang menempati tanah yang bukan haknya berupa tanah Perhubungan,
Depag dan Pengairan, akirnya Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah (Forkopimda) Kabupaten Demak Senin (05/09/16) sepakat melakukan
penertiban dan pembongkaran paksa.
Dengan terlebih dahulu Forkopimda Demak menggunakan
mekanisme kooperatif, melayangkan surat peringatan 1, 2 dan 3 kepada seluruh
pemilik warung liar yang menyalahi aturan menempati tempat usaha di tanah
negara serta santer disinyalir beberapa warung liar tersebut di salah gunakan
sebagai tempat prostitusi terselubung, langkah pembongkaran
terpaksa dilakukan.
Ratusan personil Yustisi
gabungan dari Demak dan Provinsi Jateng yaitu Satpol PP, Linmas, Polres, Kodim,
PLN, PN, Kejaksaan, Perhubungan DPUPPE, Dishub dan Bina Marga Propinsi bersama
sama melakukan pembongkaran paksa yang ternyata sudah banyak di bongkar sendiri
oleh pemiliknya. Hanya beberapa bangunan yang masih berdiri utuh. Semua dibongkar
demi ketertiban.
Sebuah Ekskavator milik
DPUPPE Demak langsung di kawal Plt Kadin Drs Doso Purnomo untuk mengarahkan
teknis pembongkaran. Ekskavator yang awalnya bekerja di atas sebuah truk
trailer dengan pertimbangan “sabuk kontinu” yang terbuat dari baja (roda
rantai) khawatir akan menggores aspal jalan, namun
karena ketika ekskavator bekerja truk trailer bergoyang, maka Doso Purnomo
menyarankan ekskavator dengan sangat terpaksa bekerja di jalan raya.
Komandan Satpol PP Yulianto di lokasi
pembongkaran menyatakan operasi Yustisi ini dilakukan untuk menertibkan warung
liar yang menempati tanah negara.
“Kami sudah layangkan surat
peringatan kepada semua pedagang bahwa usahanya melanggar peraturan. Terpaksa
semua warung kecuali yang menempati lahan pribadi semua di bongkar,” ujar Yulianto.
Operasi Yustisi yang sempat
membuat tersendat arus Pantura ini dinilai sukses dan kondusif walaupun sempat
terjadi protes dari beberapa pemilik warung yang menginginkan semua warung yang
menempati tanah negara milik siapa saja termasuk warung makan milik Bupati
Demak, Natsir harus di bongkar. Tidak boleh tebang pilih.
Protes wajar dari beberapa
pemilk warung agar petugas Yustisi tidak tebang pilih segera dapat diredam
dengan langkah proaktif Wakapolres Demak Kompol Sulasno dan Kabagops Sutomo
sehingga tidak terjadi keributan. (Pendim 0716/ Demak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar