Jepara, soearamoeria.com
Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Kiai Raden Muhammad (KRM) Marzuki desa Cepogo kecamatan
Kembang kabupaten Jepara awal Agustus lalu berhasil menjadi juara I ajang
Kompetisi Sain Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah
(Aksioma) tingkat nasional di Palembang bidang seni Rebana.
Capaian
kejuaraan tingkat nasional itu bukan secara ujug-ujug
(tiba-tiba, red) tetapi dengan proses. Apalagi madrasah yang bernaung di LP
Maarif NU kabupaten Jepara itu sudah akrab di telinga masyarakat sebagai sekolah
agama yang fokus bidang ekskul
(esktra kurikuler).
Berderet
kegiatan ekskul memang ada di
madrasah itu. Sebut saja Bahasa Inggris, Pramuka, Pencak Silat, Rebana, PMR,
Membatik, Lari, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Sepak Bola, Pidato 4 Bahasa (Inggris,
Arab, Indonesia dan Jawa), Syahrul Qur’an, Qiraah, Kaligrafi, Hasta Karya,
Jurnalistik, TIK, Teater hingga Karawitan.
Dari
puluhan ekskul yang ada pihak
madrasah ada yang mewajibkan ekskul
dan ada yang menjadi pilihan. Di antara ekskul
yang wajib ialah Pramuka. Bahasa Inggris termasuk juga kategori yang diwajibkan
untuk kelas VII dan VIII.
Di
samping itu ada juga kegiatan yang termasuk pengembangan diri. Pertama, pidato
empat bahasa yang meliputi Inggris, Arab, Indonesia dan Jawa. Juga Syahrul Qur’an. Bagi siswa yang belum
lancar mengaji wajib ikut program mengaji. Setelah lancar baru boleh ikut
program pengembangan diri.
Sebagai
sekolah yang berbasis agama kegiatan keagamaan juga di utamakan. Setiap hari
kecuali hari libur, Ahad selama 15 menit dilakukan tadarus al-qur’an di kelas
masing-masing. Khusus Kamis Yasinan (baca
surat Yasin).
Penguatan
keagamaan lain juga tampak di mata pelajaran muatan lokal. Selain penguaran
praktik ibadah juga selama tiga tahun penanaman ideologi Aswaja juga ditekankan
di madrasah itu.
Dulu,
madrasah itu libur di hari Jum’at. Sekarang libur diganti hari Ahad. Tujuannya
agar bisa mengontrol siswa laki-laki menunaikan shalat Jum’at. Apalagi depan
madrasah ialah bangunan masjid. Saat siswa laki-laki jum’atan untuk siswi putri mendawamkan tradisi pembacaan
al-barjanzi.
Full Day School
Madrasah
yang berlokasi di samping masjid An Nur Cepogo Kembang Jepara itu bisa dibilang
sebagai full day school. Selepas KBM
pukul 13.05 kegiatan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler. Sehingga di madrasah
ada siswa dengan kegiatan-kegiatan yang berbeda.
Tidak
semua ekskul yang ada diminati banyak siswa. Tetapi tergantung jenis
kegiatannya. Tergantung kesukaan dan waktu. “Misalnya MTs KRM Marzuki kini
memiliki 5 grup rebana. Kelas VII ada 3, kelas VIII dan IX ada 1,” kata Nor
Rois, Waka Kurikulum MTs KRM Marzuki.
Untuk
kegiatan atletik terang Rois dipilih siswa-siswi yang berpotensi. Beda pula
dengan pencak silat. Kegiatan bela diri itu diperuntukkan bagi siswa yang dalam
proses pembinaan.
Sebelum
mereka bertarung di arena perlombaan pihak madrasah menyelenggarakan even agar
kegiatan ekskul yang digeluti siswa tersalurkan.
Siswa
yang baru masuk kelas VII ada kegiatan English
Camp, Pentas Seni Anak, Student Organization Training (SOT), Class Meeting
dan momen peringatan hari besar serta Haul KRM Marzuki.
Setelah
kegiatan-kegiatan sudah teraktualisasi dalam berbagai even itu madrasah
mengikutkan dalam lomba-lomba yang terkait. Meski madrasah itu baru berusia 5
tahun tetapi sudah menyabet kejuaraan mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga
nasional.
Ada
sekitar 80an piala yang diraih. Juara-juara itu meliputi banyak hal. Di antaranya
Bidang Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Pidato 4 Bahasa, Story Telling, Bulu Tangkis, Tenis Meja,
Lari, Seni Budaya yang meliputi puisi, rebana dan masih banyak lagi.
Keberhasilan
itu tidak lepas dari upaya berbagai pihak. Selain siswa raihan-raihan prestasi
non akademik itu juga didorong oleh pelatih yang berasal dari orang luar dan
manajer dari guru sendiri.
“Para
senior juga turut mengamalkan ilmunya kepada adik-adiknya sebelum lulus, lanjut
Rois alumnus STAIN Kudus ini.
Meski
banyak prestasi yang telah ditorehkan di awal berdiri madrasah menemui berbagai
kendala. Banyak orang tua mengeluh lantaran berangkat pagi dan pulangnya sore
hari. Tetapi lambat laun orang tua menyadari pentingnya murid aktif dalam
kegiatan.
Sebagaimana
visi dan misi madrasah ingin mencetak generasi berakhlakul karimah berdaya
saing menuju generasi khoira umah.
Maksud dari berdaya saing yakni terampil sebagai bekal life skill (kecakapan hidup).
Sehingga
bekal itu perlu dibekali empat hal. Learning
do know (mengetahui), learning to do
(aktif), learning to be (menjadi) dan
learning together (bersama). Selain pintar akademiknya non akademiknya juga
harus bagus. Ketika di masyarakat harapannya menjadi menjadi kreatif. Bisa
menghadapi masalah dan memecahkannya.
Daya Tarik
Kepala
MTs KRM Marzuki, Yuli Noer Hidayat membenarkan yang menjadi daya tarik
madrasahnya di masyarakat ialah eksistensi ekstrakurikuler dan raihan segudang
prestasi. Lulusan-lulusan dari SD maupun MI dari luar Cepogo tertarik masuk ke
madrasah tersebut karena dua hal itu.
Bagi
warga Cepogo (lokasi madrasah) sendiri sudah otomatis. Karena berdekatan dengan
area madrasah. Bagi calon siswa non Cepogo ditempuh melalui jalur sosialisasi
menjelang penerimaan peserta didik baru.
Sosialisasi
mereka beda dengan lain. Sosialisasi ditempuh dalam dua hari. Hari pertama English Fun. Untuk hari berikutnya
bongkar pasang komputer.
Apa
yang sudah diraih madrasah menurut Yuli tidak perlu disombongkan. Yang
terpenting bagi dia ialah tetap berakhlak mulia dan sopan santun. Sebagaimana
kebiasaan di madrasah jika memperoleh prestasi tidak perlu dirayakan dengan
hura-hura. Cukup diam dan tenang.
Pihak
madrasah sangat menekankan prestasi yang diraih itu karena individu tetapi
karena hasil secara bersama-sama. Menurut dia masih banyak hal yang belum
tercapai.
“Kami
berharap madrasah kami tetap berprestasi baik akademik maupun non akademik yang
diiringi dengan akhlak mulia,” harap Yuli. (qim)
Berita terkait : Sekolah, Ngaji dan Magang ya di SMK Az Zahra!