Model Pembelajaran Inovatif Bikin Siswa Tak Bosan - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 21 Juli 2016

Model Pembelajaran Inovatif Bikin Siswa Tak Bosan

Jepara, soearamoeria.com

Model pembelajaran di dalam kelas tidak hanya dilakukan dengan ceramah saja, tetapi dengan banyak inovasi. Mel Sibarman misalnya mempunyai 101 cara Pembelajaran Aktif. Dengan ratusan cara tersebut secara tidak langsung menegaskan 18-21 pertemuan dalam setiap semester mustahil jika hanya dilakukan dengan satu metode saja. 

Materi tersebut diutarakan Khalimatus Sa’diyah, dosen FTIK Unisnu Jepara dalam Educational Workshop yang diselenggarakan SMK Fadlun Nafis Bangsri Jepara, Sabtu (16/7). 

Salah satu model pembelajaran Mel Sibarman yang bisa dikembangkan oleh pendidik ialah active debate (diskusi aktif). 

“Guru menyajikan topik di depan kelas. Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok pro dan kontra. Setiap kelompok ditunjuk salah satu siswa untuk menjadi jubir. Tugas kelompok ialah mempertahankan argumen masing-masing,” papar Magister Pendidikan Islam Unwahas Semarang ini. 

Selain model diskusi aktif, dosen yang baru-baru ini membikin proyek hibah Wayang Iqra juga ada model yang lain. Di antaranya Power of Two, Jigsau, Think Pair and Share dan masih banyak lagi. 

Dosen yang menyampaikan materi “Model-model Pembelajaran Inovatif” itu menerangkan dengan model pembelajaran inovatif guru bisa menghemat waktu dan efisien. Selain itu dengan nuansa berbeda itu pembelajaran tidak membosan siswa. 

Salah satu guru, Ahmad Miftahul Ulum menyatakan dalam pelajaran Bahasa Inggris materi Discussion sudah melakukan debat sebagaimana yang dipaparkan Khalimah. 

Senada dengan dosen tersebut dalam materi diskusi, Ulum yang juga Waka Kurikulum SMK Fadlun Nafis membagikan siswa menjadi dua kelompok pro kontra. “Hasilnya siswa bisa enjoy dengan model ini,” terang dia kepada NU Online. 

Akhmad Efendi, Kepala SMK Fadlun Nafis mengungkapkan kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Sehingga yang diperhatikan tidak hanya murid saja tetapi juga guru. 

Efendi menekankan mengajar tidak hanya dengan ceramah. Dengan metode lain juga sangat bisa misalnya dengan alat peraga maupun dengan gambar. 

Dengan kegiatan itu ia berharap diaplikasikan kepada peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih asyik. “Sudah waktunya siswa merindukan guru masuk kelas karena model pembelajaran yang mengasyikkan,” tambahnya penuh harap.  

Kegiatan yang berlangsung setengah hari itu diikuti 30 guru. Workshop sudah dilaksanakan dua kali. Tahun kemarin kegiatan yang serupa diisi M. Widjanarko, akademisi Universitas Muria Kudus (UMK). (qim) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar