Imlek Tanpa Gus Dur - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 03 Februari 2016

Imlek Tanpa Gus Dur

Ilustrasi : Google

Imlek tahun ini sepi-tanpa Gus Dur.

Siapa Gus Dur, Cik? Apakah dia seorang Dewa?

Bagi kaum kita, Gus Dur laksana Dewa. Dialah yang  berani membuka tirai hitam yang menyelimuti Kelenteng pemujaan kita. Dialah yang mau  membuka selubung Hio hingga asapnya mengudara ke mana-mana. Dia  pula yang berani melepas  tali di kaki-kaki Barongsai dan Liong sehingga mereka  kini bisa lincah  menari-nari.

Tahukah kamu Nok, dulu kami harus sembunyi-sembunyi melakukan persembahyangan  Tahun Baru Imlek. Bukankah  memohon  kesejahteraan agar hidup di tahun mendatang  lebih baik, tapi mengapa harus dilarang? Memuja leluhur, sekadar menikmati lontong Cap Go Meh,  mengapa tak boleh?

Betapa kami ingin sekadar bersenang-senang bersama  kerabat, teman sejawat,  tetangga, teman masa lalu-sekadar mengenang perjalanan Nenek Moyang kami dari negeri Tiongkok,  ketika para petani merayakan musim  semi dan  musim gugur, berpesta  menyajikan hasil  pertanian. Ada arak, mie panjang umur,  kue keranjang,   bermacam buah, sayur   dan  membagi angpao.

Di negeri khatulistiwa ini memang tak ada musim  semi atau gugur, tapi bolehkan nok kami melanjutkan budaya para leuhur kami-setahun sekali menyambut tahun baru-bermandi warna merah-lambang semangat menyanbut tahun  depan menikmati kue mangkok merekah-berharap kehidupan mendatang  rezeki  semakin merekah- kue lapis-mengharap rejeki berlapis-sehingga  bisa  menjamu kerabat, memuliakan leluhur, karena kami ada berawal  mereka ada.

Pada  Imlek tahun-tahun lalu kami merasa tersanjung ketika  ada dia  di antara kami, dia datang dan mengucap Gong Xi Fa Chai. Bahkan pada satu kesempatan tak sungkan-sungkan dia mengenakan baju tradisional kami. Dia seorang yang peduli pada  kenekaragaman kehidupan  lintas budaya bahkan lintas agama. Dia orang yang sederhana  tapi cerdas dan peduli pada kehidupan yang  plural

Diakah Gus  Dur?

Ya!

Siapa Gus Dur, Cik?

Beliau  bernama  lengkap Abdurahman Wahid. Lahir di Jombang  7 September 1940. Cucu Hasyim Asyari, pendiri NU, ormas Islam terbesar di Indonesia. Beliau pernah  menjadi presiden RI ke 4. Ketika menjabat Presidenlah beliau menerbitkan Kepres no. 6 th 2000 tentang Pencabutan Kepres no. 14 tahun 1967 tetantang agama, kepercayaan, dan adat istiadat China.

Apakah nonik bisa  bertemu Gusdur, Cik?
Tentu Nonik, mulai Imlek tahun ini kita bisa menemuinya  dalam meja latar dan alunan Hio. Mulai Imlek tahun ini  dia menjadi leluhur kita.
                                                                              
Kota Ukir, awal Pebruari
14 februari 2010 - 01 Februari 2016


__Kartika Catur  Pelita, Ketua Akademi Menulis  Jepara (AMJ). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar