Foto: Google |
Jepara, soearamoeria.com
Nabi
Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya tata cara ziarah kubur. Ketika di depan
siib, lokasi dekat makam uhud Nabi
mengucapkan salam Assalamualaikum bima
shabartum fanikma uqbaddar. Uraian itu dituturkan KH Sya’roni Ahmadi saat
menyampaikan mauidloh dalam Haul ke-2
KH Muchlisul Hadi di maqbarah Sekar Petak Margoyoso Kalinyamatan Jepara, Sabtu
(21/11) sore.
Lafal
Assalamualaikum menurut Mustasyar
PBNU itu menunjukkan bahwa arwah yang berada di alam kubur itu mendengarkan apa
yang disampaikan zairin, penziarah.
Sehingga sebagaimana tuntunan Islam, terang Kiai Sya’roni kepada yang telah
mendahului agar senantiasa didoakan dengan bacaan qur’an serta dzikir.
Alhasil orang yang sudah meninggal
lanjutnya sangat mengharapkan kiriman doa dari orang yang masih hidup.
“Sehingga orang-orang menyebut tradisi ini dengan kintun donga (kirim doa, red),” tambah kiai asal Kudus ini.
Pernyataan
yang diuraikan kiai kharismatik asal Kudus itu sejalan dengan hadits amal yang
bisa dilakukan orang yang masih hidup kepada yang sudah meninggal yakni
mendoakan dan memintakan ampunan.
Mendoakan
orang yang sudah meninggal terhitung sebagai pahala. Dalam hal itu dua imam
besar beda pendapat. Jika Imam Hanbali yang memperoleh ganjaran si mayit tetapi
yang mendoakan akan mendapatkan pahala sebagaimana yang diperoleh mayit.
“Menurut
Imam Syafii yang memperoleh ganjaran yang mendoakan tetapi yang didoakan juga
memperoleh pahala sebagaimana yang mendoakan,” urai Kiai Sya’roni.
Dalam
kesempatan tahlil umum itu Kiai Sya’roni kepada hadirin juga menerangkan
perihal hal Haul. Haul masih menurutnya merupakan bagian dari sunnah rasul.
Sunnah rasul ungkapnya mencakup tiga aspek aqwalunnabi
(ucapan nabi), af’alun nabi
(perbuatan nabi) dan taqriratun nabi
(ketetapan nabi).
Konteks
ini, haul merupakan af’alun nabi
(perbuatan nabi). Sebab rutinitas tahunan itu dikerjakan oleh Nabi sendiri.
Nabi seru kiai menyempatkan diri untuk menziarahi para sahabat yang turut serta
dalam perang Uhud berjumlah 70 termasuk kepada sahabat Hamzah.
Meski
untuk menuju ke makam ditempuh Nabi sekira 6 km dengan onta namun beliau setiap
tahun selalu menyempatkan waktu untuk berziarah.
“Dengan
ziarah, haul berarti kita telah ikut Rasul. Apa yang kita lakukan ini tidak
tanpa dalil tetapi ada dasar dan tata caranya juga,” tegasnya.
KH
Muchlisul Hadi ialah pendiri pesantren Roudlotul Huda Margoyoso Kalinyamatan
Jepara. Semasa hidupnya kiai yang murah senyum itu dipercaya menjadi Rais
Syuriah MWCNU Kalinyamatan. (qim)