Muhammad Bukan "PNS", Ia Saudagar, Maka Berwirausahalah! - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 14 Juli 2015

Muhammad Bukan "PNS", Ia Saudagar, Maka Berwirausahalah!


Jepara, soearamoeria.com
“Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang "PNS". Ia adalah seorang saudagar. Karena itu berwirausahalah,” pemantik ini dilontarkan Sulaiman, Direktur Eksekutif Hipsi Pusat saat menjadi pembicara dalam Al Multaqa Al Iqtisadiyah.

Dalam kegiatan “Bisnis Berbasis Komunitas Jamaah Nahdliyyin” yang berlangsung di pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara, Ahad (05/07) Sulaiman mengajak santri untuk berwirausaha.

Kenapa mesti wirausaha? Karena Rasul lanjut dia ialah seorang saudagar. Sebelum NU besar sudah digelorakan Nahdlatut Tujjar, kebangkitan saudagar.

Ia yang juga Ketua Hipsi Jawa Timur ini prihatin angka pengusaha di Indonesia masih sangatlah minim. Padahal negara dikatakan maju apabila angka pengusaha di atas 5%. “Kita masih kalah dengan Singapura. Jumlah pengusaha di sana sudah mencapai 7%,” terangnya.

Untuk menjadi pewirausaha akunya tidak usah khawatir. Kata dia masih banyak peluang luas. Sebab ia saja yang berasal bapak dan ibu sebagai tukang becak dan buruh tani bisa menjalani wirausaha.

Lewat memanfaatkan peluang dirinya bisa menjual sampah hasil pertanian. Hari itu saja (Ahad, 05/07) ia sudah menjual 1 truk. Dengan per kg Rp1800. Sehingga ia bisa memperoleh keuntungan dari sampah yang biasanya dibakar dan digiling menjadi produk yang mempunyai nilai jual.

Karena itu dengan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) pihaknya ingin mewujudkan 1 juta pengusaha yang berbasis santri. “NU itu simbolnya dunia. Kita harus bisa mengendalikan dunia. Sehingga bukan saatnya lagi kita bekerja untuk uang namun uang bekerja untuk kita,” sambung Sulaiman.

Sudah saatnya kita (santri, red) menjadi subyek bukan terus-terusan menjadi obyek. “We have a dream. Kita mempunyai mimpi. Kita yakin santri kedepan akan menjadi pemimpin,” tegasnya.

Untuk menjadi pengusaha tidak bisa ditempuh dengan jalur instan. 1 jam 2 jam langsung bisa menjadi pengusaha. Namun membutuhkan waktu. Sehingga pihaknya getol melakukan pendampingan entrepreneur secara masif.

Di usia ketiga ini Hipsi selalu melakukan eksen. Hipsi menurutnya sebagai fasilitator sedangkan pelaku usahanya ialah para santri baik kelompok maupun individu. Ia berharap dari pesantren mempunyai produk sehingga mampu untuk eksitensi perekonomian pesantren.

Selain Sulaiman hadir pula sebagai pembicara KH Abdul Gaffar Rozin (RMI Jateng) dan Abdul Muiz Fansuri (Hipsi Yogyakarta). (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar