H
Fauzan, Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama Badilag Mahkamah Agung
menyatakan peluang kerja sarjana Syariah di dunia formal maupun informal masih
terbuka lebar.
Hal
ini diuraikannya dalam Diskusi Hukum “Peluang dan Tantangan Formasi Pekerjaan
dan di Lingkungan Mahkamah Agung dan Peradilan Agama bagi Alumni Fakultas
Syariah dan Hukum” berlangsung di Aula lantai 3 kampus Unisnu Jepara, Jum’at
(05/06/15).
Ia
menjelaskan saat ini hakim di lingkungan peradilan agama masih kekurangan
tenaga peradilan agama 2.444, panitera pengganti peradilan agama 1.473,
jurusita pengganti pengadilan agama 999, pegawai non teknis peradilan agama
320, industri perbankan syariah 400.000 dan advokad spesialis hukum bisnis
syariah 465.000.
Banyaknya
peluang untuk alumni fakultas syariah ini kata Fauzan harus disiapkan dengan
maksimal. “Kalian harus meneladani tokoh-tokoh besar juga sering membaca
buku-buku inspiratif,” kata lelaki kelahiran Jepara 05 April 1965.
Sosok
yang ia kagumi ialah Muhammad Saw. Sebab pada usia 15 tahun sudah mampu
mengendalikan bisnis ternak. Di usia 21 Muhammad muda sudah mampu menggerakkan
ekspor dan impor.
Disamping
itu Hakim eselon 2 ini menambahkan memasuki lembaga kehakiman harus menguasai
kitab kuning. “Penguasaan pada kitab kuning tidak bisa ditawar-tawar lagi,”
imbuh Fauzan.
Kenapa
mesti kitab kuning? Karena bekerja di lembaga kehakiman dalam rangka menegakkan
hukum islam sehingga alquran, hadits, ijma dan qiyas perlu dikuasai. Sehingga
sejak sekarang ia mengharap sudah dipersiapkan. Jika sudah waktunya siap
bersaing. Sehingga harapannya menjadi alumni syariah yang menguasai hukum
Islam.
Peluang
bagi sarjana syariah memang masih terbuka lebar. Dibalik itu ada sejumlah
tantangan yakni masih banyak alumni sarjana hukum islam ini fiqh minded, belum
sesuai konteks masyarakat. Karenanya ia mengajak hadirin agar sejak dini
menguatkan transformasi pengetahuan, keterampilan dan perilaku.
Dengan
kegiatan ini Dekan Fakultas dan Hukum, Ahmad Bahrowi fakultas yang dipimpinnya
semakin diminati mahasiswa. Sebab peluang kerjanya tidak kalah dengan fakultas
lain. Ketua Yaptinu Jepara, H Ali Muhtar menambahkan ia berharap dengan
kegiatan tersebut supremasi hukum di Indonesia semakin berkualitas. (qim)
No comments:
Post a Comment