Ada Pendidikan Setara SMP–SMA di Pesantren Al-Falah Jepara - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 02 November 2014

Ada Pendidikan Setara SMP–SMA di Pesantren Al-Falah Jepara


Jepara, soearamoeria.com
Pesantren Al-Falah desa Bakalan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara dalam rangka menghadapi persaingan global terus mengembangkan unit pendidikannya. Salah satu unit pendidikan dari pesantren tinggalan KH Ahmad Kholil yang sudah berjalan 12 tahun ini mempunyai unit pendidikan yang setara dengan SMP dan SMA.

Unit pendidikan setara SMP yang dulu bernama Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dan Kejar Paket C untuk unit yang setara dengan SMA ini kini melebur nama menjadi Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Wustha. Paket B Wustha dan Paket C Wustha.

Kedua paket ini ditempuh dalam tiga tahun. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan setiap Sabtu – Rabu pukul 14.30 – 16.30 wib. Tenaga pengajarnya berjumlah 33 guru yang hadir dari pengajar MTs dan MA sederajat baik dari Jepara maupun Kudus.

Nilai plusnya santri yang mengikuti program ini dibekali dengan beberapa keterampilan diantaranya komputer, grafika dan tata busana. Sedangkan materi yang diajarkan, Paket B Wustha meliputi PKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, TIK dan Penjaskes.

Untuk mapel Paket C Wustha mencakup PKn, Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika, Biologi, Geografi, Sosiologi, Akuntansi, dan TIK.

Awal mula kedua unit ini berjalan diinisiasi oleh dr. Sutomo. Ia merupakan ketua pembina unit kesehatan pesantren Al-Falah. Waktu itu, Pak Tomo, panggilan akrabnya dirinya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pesantren salaf ini berkeinginan santri-santri jebolan Al-Falah usai boyong mendapat bekal pendidikan formal.

Disamping itu, santri ditengah-tengah masyarakat wajib mempunyai keterampilan dan menjadi bagian masyarakat yang tidak kaku. Lebih dari itu, karena program ini santri mendapat ijazah dari dinas terkait harapannya santri bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Kepala unit pendidikan, Sholihin yang diwakili Ansori selaku pengurus pesantren menyatakan saat ini santri yang mengikuti program ini sejumlah 12 kelas. “Enam kelas Paket C dan enam kelas paket B. Setiap paket putra putrid dibedakan,” terangnya, Jum’at (31/10) siang.

Program yang mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan ini hanya dikhususkan untuk santri yang mukim di pesantren. (sm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar