![]() |
Ilustrasi : google. |
Musim Tuhan Hilang
para kiai sembunyi di bilik
dan pendosa mulai menghapusi jejak-jejak Tuhan
para pendeta sibuk paduan suara
abaikan suara lendir di balik semak
musim ini,
Tuhan hilang, dan baru ketemu saat raya tiba
tak perlu susah kau mencari Tuhan
karena Tuhan membaur
jadi serpih-serpih semesta
tahukah?
Tuhan tak pernah hilang,
kaulah yang selalu meniadakan-Nya
===
Membunuh Matahari
aku ingin membunuh matahari
yang membalas usahaku membanting tubuh
hanya dengan titik-titik air asin
aku ingin membunuh matahari
yang menari pongah di atas kepala
berputar ria membuat pening luar biasa
dan aku menghujat matahari
yang menguras tubuhku menjadi kerontang
dan menyiksaku dengan dahaga
= = =
K u b u r a n
Namamu tertancap seperti nisan kematian
kau mati dan ciptakan kuburanmu sendiri disana
dan hujan adalah tetes yang bangkitkan kau
dari kedalaman bumi. Segarkan otakku
untuk satukan rangkamu
lalu kembalikan kau ke kuburan
setelah hujan tunaikan janjinya
= = =
Rumahku Tak Berjendela
mataku hanya punya empat sudut
rumahku tak berjendela
jendela hanya membuat matamu menjadi
merah, kata ibu
tak perlu jendela jika hanya ingin
melihat garis gerimis
jika
hanya ingin dengar percakapan angin
jika
hanya ingin menanti pangeran
jendela tak perlu lagi di rumah, bukankah
kau sudah punya
kotak persegi berisi paket satu untuk
segalanya
No comments:
Post a Comment