Jepara, soearamoeria.com-Keberadaan
pesantren perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat. Jika mendapat dukungan
lembaga pendidikan tertua tersebut niscaya tetap eksis. Hal itu dikemukakan KH
Sya’roni Ahmadi saat memberikan tausiyah dalam tahtiman al-qur’an bin nadlor pesantren
Roudlotul Huda dan Roudlotul Hidayah desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan
kabupaten Jepara, Senin (16/6) sore.
Keberadaan
pesantren menurut Mustasyar PBNU tersebut termaktub dalam Surat Baraah: 122. Intinya,
orang Islam tidak baik berperang semua. Namun harus ada yang menuntut ilmu
agama. “Jika sudah pandai ilmu ditularkan kepada yang lain,” tambahnya.
Saking
pentingnya pesantren, Kiai kharismatik asal kota Kretek tersebut menyebut beberapa
madrasah di Kudus semisal Qudsiyah, TBS, Banat, Muallimat dan MAN Kudus 2
memiliki pesantren.
Ia menjelaskan
ganjaran perang hampir sama dengan menuntut ilmu. Perang yang dihukumi fardlu
kifayah dikatakan sahid dunia akhirat.
“Sedangkan
santri yang wafat dalam majlis pengajian maka dikatakan sahid akhirat,” imbuh
Kiai Sya’roni.
Kedepan,
santri tersebut akan menjadi pemimpin yang disegani bukan ditakuti. Pemimpin
disegani ialah yang dicintai rakyatnya. Sedangkan yang ditakuti, pemimpin yang
dibenci rakyat. Kiai Sya’roni menegaskan pemimpin yang disegani ialah yang
berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan. (qim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar