Ketika Rebana Terbang Jidur (Masih) Tetap Menghibur - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 01 Mei 2013

Ketika Rebana Terbang Jidur (Masih) Tetap Menghibur


Jepara, soearamoeria.com-Tak seperti biasa sebelum Dluhur berkumandaung, Usman (78) sudah pulang dari sawah. Biasanya warga Bandungharjo RT. 02 RW. 04 Kecamatan Donorojo, Jepara itu pulang ke rumah usai Dluhur. Begitu sampai di rumah, dirinya bergegas membersihkan diri. Berdandan rapi mengenakan baju koko putih, berpeci hitam, tak lupa sedikit minyak wangi yang dioleskannya di baju. Nampaknya, 6 teman Usman sudah menunggunya disebuah acara pernikahan.

Ya, Usman bersama 6 teman lainnya Mashudi (55), Ridwan (60), Maskan (65), Kusaeri (68), Kundori (55), Zaenal Arifin (65) dan Sutrisno (53) merupakan kelompok terbang jidur Donorojo. Kelompok musik tradisional yang satu ini meski dimainkan generasi tua tetapi alunannya masih tetap menghibur tamu yang datang diacara hajatan seperti pernikahan, khitanan dan kenduri bayi.

“Saat ini sering pentas diacara pernikahan, khitanan, dan karnaval di desa-desa,” ujar Usman, pimpinan terbang jidur Donorojo.

Setiap kali penampilan, Grup musik itu tak membutuhkan banyak alat musik modern; hanya membutuhkan 3 rebana dan 1 Jidur (beduk kecil, red).“Itu sebabnya dinamakan terbang jidur karena hanya menggunakan terbang (rebana) dan jidur,” paparnya.

Ia melanjutkan, sekali pementasan antara 3-4 jam, tergantung permintaan shohibul bait (tuan rumah). Meski jumlah kelompok terbang Jidur di Jepara semakin sedikit, pertunjukan terbang jidur masih banyak diminati masyarakat. Sebab, kesenian rebana tradisional itu dalam pementasannya melantunkan bacaan shalawat dan maulid seperti Al-Barjanzi dan Saroful Anam.

Untuk menjaga keutuhan dan kekompakan tim, Usman juga menungkapkan saben Senin dan Kamis malam berlatih secara rutin di rumah anggota secara bergiliran. Ia menambahkan mulanya dirinya bersama teman-temannya itu belajar menabuh terbang jidur dari orangtua mereka.


“Terbang Jidur memang sudah ada sejak dulu disini (Bandungharjo, red). Sudah dari jaman simbah saya sudah ada. Tapi sekarang kondisinya ya seperti ini karena anak-anak belum mau melestarikannya,” ceritanya. (Rhobi Shani/ qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar