Ternak Kambing Etawa Ada Susah Ada Senangnya - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 29 Januari 2013

Ternak Kambing Etawa Ada Susah Ada Senangnya


Jepara, soearamoeria.com-Menjadi peternak kambing etawa ada susah ada pula senangnya. Seperti peternak etawa asal desa Tanjung RT.09 RW.03 kecamatan Pakis Aji, Nur Salim. Bagi Salim ia berternak kambing yang harganya melangit itu sejak 4 tahun yang lalu. Waktu itu ia merupakan peternak kedua di kampungnya. Kini di Tanjung sudah ada belasan orang yang menekuni hal yang sama. 

Awal mulanya, ia membeli 1 etawa jantan usia 5 bulan seharga 3 juta dan 2 betina usia 3 bulan seharga 2 juta. Kemudian etawa dikawinkan. Untuk proses perkawinan membutuhkan waktu selama 8 bulan. Setelah 8 bulan baru menuai ternak.

Dipilihnya etawa, menurut suami dari Salami karena harga jualnya melangit. Juga lantaran kambing yang biasanya untuk kontes itu cukup populer di Jepara dan sekitarnya. “Harga susunya juga mahal, mas,” terangnya.

Selama 4 tahun berjalan lelaki dengan 2 anak ini tidak bisa memprediksi hasil. Selama 8 bulan masa ternak rata-rata keluar 7. Itu kalau hidup semua. Jika lagi tidak beruntung beberapa ekor tewas. Harga anak usia 3 bulanan berkisar 1.5-3 juta.

Susah dan Senang
Lelaki tamatan SD ini menyatakan susah dan senangnya menjadi peternak kambing etawa. Susahnya Sambung Salim jika hasil ternakan ada yang mati. Disamping itu jika kambingnya terkena penyakit atau selepas melahirkan harus mengundang mantri hewan, lalu keluar duit. “Sekarang harga etawa besar makin merosot, mas. Dulu pernah mencapai 15 juta kini hanya 5 juta,” tambahnya.

Ia juga masih bingung untuk menjual susunya kemana. Belum punya lokasi pemasaran meski terbilang cukup mahal. Untuk senang, paparnya jika kambing menghasilkan banyak ternak. Kambing dan ternak laku dijual.

Beberapa kali mengikuti kontes yang diadakan dinas terkait meski belum pernah menang sudah merupakan kesenangan tiada tara. Sebab kambing-kambing sudah dilirik khalayak fans etawa. Barangkali kelak akan laku tinggi. Apalagi jika memamerkan kambingnya di Pasar Pon, Bangsri juga bagian dari eksistensinya.

Kini, meskipun ternak etawa bukan usaha utama tetapi hasilnya boleh dibilang untuk tambahan menghidupi istri dan kedua anaknya Ahmad Mudhofar (24) dan Anis Lutfiyana (16) yang masih kuliah dan SMA. (Syaiful Mustaqim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar