Meratapi Nasib Stasiun Mayong Jepara - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 21 Desember 2012

Meratapi Nasib Stasiun Mayong Jepara

Jepara-Dulu, terdapat perusahaan kereta api dan trem Semarang Joana Stroomtram Maatschappij (SJS). Perusahaan tersebut membuka jalur Semarang-Genuk-Demak-Kudus-Pati-Joana (sekarang Juwana). Setelah itu, pada 5 Mei 1895 perusahaan tersebut menambah jalurnya ke timur yakni membuka jalur Kudus-Mayong-Pecangaan.

Pada 1 Mei 1900 juga menambah jalur kereta api ke barat hingga mencapai Rembang dan Lasem. Pada tahun itu juga, pada 10 November SJS membuka jalur baru lagi yang melayani rute Mayong-Welahan.

Saat itu Stasiun Mayong merupakan salah satu stasiun tertua di Jawa. Yang unik dari bangunan stasiun itu adalah keseluruhannya terbuat dari kayu, yaitu dari jenis kayu jati. Ada yang mengatakan konon stasiun itu dibangun untuk memudahkan pengangkutan hasil kerajinan mebel kayu dari Jepara untuk selanjutnya di kapalkan via Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Stasiun Mayong juga memegang peranan penting dalam sejarah perkeretaapian di Jawa pada abad ke19 dimana saat itu adalah saat-saat periode awal era industrialisasi di tanah jawa.

Lokasi Stasiun Mayong tidak jauh dari Pasar Mayong, didekat lampu rambu lalu lintas tepatnya di sebelah utara SMPN 1 Mayong. Kini, bangunan stasiun itu sudah tidak ada karena telah dipindahkan oleh investor akhir tahun 1990-an. Stasiun itu ditempatkan di Losari Spa Retreat & Coffee Plantation daerah Grabag Magelang.

Ironis memang, stasiun kebanggaan masyarakat Jepara dan ada kaitannya dengan pahlawan pergerakan wanita RA Kartini sekarang sudah berpindah tangan ke pihak lain.

Seharusnya tindakan seperti itu tidak diperbolehkan, pasalnya segala bentuk perdagangan benda cagar budaya adalah perbuatan melanggar hukum dan harus ditindak. Lokasi bekas stasiun itu berdiri kini beralih menjadi ruko. Namun, bekas percabangan jalur sebelum masuk stasiun masih terlihat, meskipun telah tertimbun aspal.

Karenanya Pemkab Jepara sudah seharusnya bekerjasama dengan PT.KAI mengambil kembali Stasiun Mayong ke tempat asalnya dan menjadikan stasiun tersebut sebagai museum kereta api dan cagar budaya yang harus dilindungi. (Budy/ qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar