Usaha Ayam Pedaging Kian Menjanjikan - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 03 November 2012

Usaha Ayam Pedaging Kian Menjanjikan

Jepara, soearamoeria.com
Salah satu jenis usaha yang makin menjanjikan adalah ternak ayam pedaging. Selain daging ayam broiler ini dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan sehari-sehari, para penjual bakso juga membutuhkan ayam ini. Penebas ayam dalam setiap kali panenan mengaku masih kurang karena kebutuhan masyarakat tiap hari semakin meningkat.

Hal itulah yang kini ditekuni Aris Mualim warga desa Ngabul RT.02 RW.03 kecamatan Tahunan pasca ia hengkang dari pekerjaannya sebagai karyawan lapangan di salah satu bank swasta. Setelah resmi mengundurkan diri dari karyawan bank Aris mencar-cari referensi usaha yang cocok untuknya. Waktu itu, ia memutuskan untuk budidaya lele. Setelah dirasa hasilnya belum maksimal ia pun mengakhiri usaha itu.

Gagal dari budidaya lele tidak membuat alumnus IAIN Walisongo Semarang patah arang. Dirinya mendapatkan masukan-masukan dari teman-temannya yang bekerja di dunia peternakan. Selain itu ia tak henti-hentinya mengakses informasi dari internet. Alhasil, masukan-masukan dari kawan peternakan direalisasikannya.

Hingga kini usahanya sudah berjalan kurang lebih 6 bulan. Selama 6 bulan berjalan ia mengaku usahanya berjalan lancar. “Setiap kali tandur bibit saya menyiapkan sebanyak 200an ekor mas. Harga per-ekor bibit selalu mengalami naik turun paling mahal Ramadhan kemarin nyampe Rp.7.000/ bibit. Setelah itu harganya berkisaran antara Rp.2.200-5.000,” paparnya.

Selain bibit kebutuhan lain adalah makanan. Untuk pakan ayam akunya senantiansa mengalami kenaikan harga. Kini harganya mencapai Rp.298.000/ 50 kg. Dulu awal mula ia memulai usaha harga pakan pernah seharga Rp.265.000-282.000.

Saat Soeara Moeria menanyakan keberhasilan, ia mengungkapkan ayam broiler yang bisa dipanen dalam waktu 30 hari ini belum ada kendala yang tampak. Dari ratusan bibit yang ada sekitar 8-10 yang menderita sakit. Hal itu menurutnya belum termasuk kategori kegagalan.

Beberapa ekor yang menderita sakit itu tegasnya bisa dideteksi dengan ciri-ciri fisik. “Biasanya ayam sering menundukkan kepala, warna bulu kurang cerah, nafsu makan berkurang, batuk-batuk, kotoran berwarna hijau atau putih dan muka murah. Ciri-ciri itu bisa dichek satu per-satu karena tiap hari,” katanya.

Pengechekan kesehatan ayam bareng dengan pemberian pakan minum 4 kali sehari pagi, siang, sore dan malam. Ia menambahkan jika ayam sedang sakit dirinya sudah menyiapkan beberapa vitamin dan obat. Untuk vitamin sebut saja vitachik dan brow sedangkan nama obat ada trimizin, tetakor dan masih banyak lagi. Penyebab ayam yang kurang sehat biasanya tergantung kepada cuaca yang kurang stabil.

Standar Kandang
Aris bertutur tentang standar kandang untuk ternak ayam pedaging. Syarat kandang lanjut lelaki yang 5 kali gagal jadi PNS, standarnya menghadap ke Timur-Barat, udaranya cukup dan lembab. Disamping itu perlunya tempat makan, minum, pemanas buatan dan penerangan seadanya. “Yang tidak kalah pentingnya adalah adanya suara musik di kandang yang diputar semalam suntuk. Hal itu penting karena ayam mudah kaget dengan bunyi-bunyian yang datang tiba-tiba semacam petasan dan sejenisnya,” imbuhnya.

Kini ia berencana untuk membuat kandang yang kedua. Kandang pertamanya menghabiskan biaya sekitar Rp.1.500.000. Kandang kedua rencananya 2 tingkat yakni untuk 2 panenan.

Dalam setiap panenan dirinya bisa menjual antara Rp.15.000-16.000/ kg. Harga itu jelasnya sesuai dengan standar harga PT. “Kadang-kadang laba yang diterima sedikit lantaran harga pakan semakin melonjak sedangkan harga standar harga PT turun. Tapi kalo ya tetap untung mas,” ungkapnya.

Menurutnya usaha itu akan tetap menguntungkan dan menjanjikan. Sebab pasaran untuk konsumsi sehari-hari butuh dengan ayam pedaging yang dirinya geluti saat ini. (sm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar