Mainan Gasing dari Jepara Laku di Luar Daerah - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 31 Oktober 2012

Mainan Gasing dari Jepara Laku di Luar Daerah

Jepara, soearamoeria.com-Siapa yang menyangka gasing bikinan warga Jepara laku diluar daerah. Apalagi salah satu mainan tradisional ini sekarang makin jarang diminati. Berikut laporan singkat soearamoeria.com dengan perajin gasing Mufid Khoirun Niam saat disambangi dikediamannya desa Ngabul RT.02 RW.03 kecamatan Tahunan, Rabu (31/10).


Awal mula lelaki kelahiran Jepara 25 Maret 1984 ini tertarik untuk membuat kerajinan gasing bermula saat melihat anak-anak tetangganya sedanga bermain gasing dengan menggunakan laker dan dop motor. Waktu itu sekitar 1 tahun yang lalu dan ia hendak melangsungkan pernikahan. 

Dari inspirasi itu mulailah pria jebolan IAIN Walisongo Semarang ini merealisasikan angan-angannya. Lantas dibuatlah mainan tradisional yang kian punah itu. Sejumlah nama yang ia buat adalah banggalan, gasing paling besar bentuknya menyerupai jantung berdiameter 8 cm dan tinggi 10 cm. Jenis lain ukurannya kecil ada gasing gentong, piring, kupu-kupu, jamur dan kerucut. 

Bahan untuk membuatnya dari kayu rambutan, jambu, waru, sawo dan petai. “Kayu dibubut selama 5 menit. Setelah itu as bagian bawah diberi paku. Untuk finishing dengan plitur dan pengecatan,” jelasnya.  

Laku di Jakarta 
Gasing bikinannya laku di Jakarta, Depok, Tangerang dan Semarang. “Saya hunting di internet komunitas gasing yang ada di Jakarta. Kemudian saya menawarkan produk buatan saya. Lantas mereka menelpon dan memesan,” terangnya. 

Alhasil, pihak komunitas gasing Jakarta memesan sebanyak 50 gasing, Depok 50 banggalan dan 100 gasing, Tangerang sejumlah 30 banggalan. Untuk Semarang 80 gasing. Menurut cerita Mufid pesanan dari Jakarta untuk keperluan Pameran dan Atraksi Gasing yang diselenggarakan di halaman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Senayan, Jakarta. 

Meski sudah ratusan gasing laku di luar daerah ia menyayangkan pasaran di kota kelahirannya, Jepara, sepi. Tetapi ia tidak lantas patah semangat. Dirinya pernah menjajakan dagangannya di SDN Petekeyan. Hasil penjualannya boleh dikata memang belum maksimal. Hanya 20 gasing yang laku dengan harga Rp.4.000 per-biji. 

Ia berencana menjual gasingnya dengan cara dibungkus plastik satu per-satu dan dititipkan di toko-toko. Karena kesibukan lain rencana itu belum terealisasi. Dirinya mengakui pasaran di Jepara memang belum begitu laku toh demikian Mufid yang juga pencipta Mars Keluarga Mahasiswa Jepara Semarang (KMJS) ini dekat dengan anak-anak kecil di kampungnya. Dengan kedekatan itu saudara dan tetangganya makin tertarik dengan mainan buatannya itu. 

Terbukti anak-anak tetangga yang berminat main gasing membawa kayu sendiri sampai di rumahnya di-bubut-kan dengan ongkos Rp.2.500. “Kalo mereka sedang ngumpul biasanya memainkan gasingnya dengan teman-teman yang lain,” imbuhnya. 

Kini sekitar 500an biji gasing dibuatnya. Ia tetap optimis dengan masa depan mainan tradisional itu apalagi rata-rata peminat berasal dari orang kota dan kaya. Ia pun sangat berharap mainan yang berasal dari kampung itu jangan sampai tergerus oleh kemajuan zaman. 

Produk terbarunya adalah gasing lampu yang terbuat dari kepingan CD, lampu lap, mata gerinda dan dop motor seharga Rp.15.000. Untuk gasing kecil berbagai jenis ia jual seharga Rp.5.000 sedangkan banggalan Rp.7.000 per-biji. Harga itu sudah termasuk tali/ uwet dan pegangan paku. (qim)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar