Prapatan Oblong Kalinyamat: Tuku Sedulur, Ora Tuku Tetep Sedulur - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 08 Juli 2012

Prapatan Oblong Kalinyamat: Tuku Sedulur, Ora Tuku Tetep Sedulur

Jepara, soearamoeria.com
“Bos monggo bos ora tuku ora opo-opo!” begitu kalimat yang diucapkan Rouf (21) pemilik kios lesehan ‘Prapatan Oblong Kalinyamat’ menyapa calon pembeli. Kemudian lelaki yang berboncengan dengan temannya itu, memilah-milih celana yang baru ditata Rouf bersama Saprol, pelayannya.

Senja pun akan lenyap, suara qari dari masjid terdekat mulai membahana. Maghrib pun tiba lelaki itu masih memilah-milih celana yang pas.

Ia pun mempersilakan pembeli untuk mencoba pilihannya di kamar pas yang disediakan. Beberapa kali pembeli menjajal. Celana nomor 31 yang dicobanya pas. Tetapi kurang longgar. Lantas menanyakan kepada pemilik ‘Prapatan Oblong’ ukuran diatasnya. Kebetulan stock sedang habis. Mereka saling tawar-menawar harga juga memilih kaos.

Ya, begitulah aktivitas keseharian Rouf Fredianto, lelaki kelahiran Jepara 13 Juni 1991. Sejak pukul 17.00 WIB ia bersama temannya menata dagangan; kaos, kemeja, celana dan jaket di lapak yang berada di depan Pasar Kalinyamatan.

Kios lesehannya menghadap ke Barat. Dekat dengan perempatan puluhan kios yang serupa. Sehingga ia menamainya dodolannya ‘Prapatan Oblong Kalinyamat’. Prapatan berarti lokasinya berada di perempatan diantara lapak-lapak lain. Juga bisa berarti terminal oblong, karena menawarkan oblong dari berbagai merk yang ia dapat dari Solo, Jogja dan Tanah Abang.

Dalam semalam antara 10-15 dagangan bisa laku. Dengan harga antara Rp.25.000-55.000. “Disini tidak ada hari yang rame atau nggak mas. Semua hari sama,” katanya.

Semua orang yang kebetulan lewat kiosnya ia sapa dengan ramah. Meski hanya memilih-memilih dan tidak membeli baginya tidak masalah. “Tuku sedulur, ora tuku tetep sedulur.” Begitu motto hidupnya.

Usaha itu, digelutinya sejak duduk dibangku kelas 3 SMP Walisongo Pecangaan. Waktu itu ia masih membantu kakak iparnya, Imam. Lambat laun usaha yang dimilikinya bangkrut akhirnya diambil alihnya.

Awalnya hanya beberapa dagangan saja yang ia jajakan paling berkisar puluhan. Lambat laun lulusan SMK Bhakti Praja Jepara tahun 2010 itu, dari hasil untung maupun hasil kerja di pagi harinya bisa mencicil kulakan sedikit demi sedikit.

Pernah, setelah lulus SMK ia berkeinginan melanjutkan kuliah. Jurusan yang ia pilih kejuruan. Tetapi kakak ipar dan orangtua melarangnya. Bapak memintanya kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Ia mengiyakan. Ia mendaftar dan diterima di Fakultas Ushuluddin. Namun saat registrasi, uang yang diberikan orangtua senilai Rp.4 juta tidak jadi untuk bayar biaya kuliah tetapi untuk kulakan dagangan.

Memang Beda 
Untuk menuju ‘Prapatan Oblong’ tidaklah susah. Cari saja lapak yang menghadap ke Barat. Cari nuansa kios yang berbeda dengan yang lain. Ala distro. Lampu kuning berwarna terang menyapa jika anda kebetulan mampir. Alunan musik pop juga disajikan untuk menambah keeksotikan kiosnya.

Pembeli dagangannya berasal dari berbagai daerah; Semarang, Jepara, Mayong, Kedung, Welahan dan sekitarnya. Ada juga yang memesan dari facebook yang ia kelola ‘Prapatan Oblong Kalinyamat’. Karena belum ada waktu mengelola pesanan via online sehingga belum dilayaninya secara maksimal. “Kedepan jika aku sudah fokus jualan. Semua akan aku layani dengan sebaik-baiknya,” paparnya.

 Bila anda tertarik dengan dagangan ‘Prapatan Oblong Kalinyamat’ bisa datang ke kiosnya depan Pasar Kalinyamatan. Rumahnya desa Margoyoso RT.03 RW.05 kecamatan Kalinyamtan, Jepara. (sm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar