![]() |
Presiden tiba di Pangkalan TNI AU Sugiri Sukani Majalengka disambut Gubernur Jabar. |
Majalengka, soearamoeria.com - Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan posisi strategis petani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pidatonya di acara panen raya serempak yang dilakukan di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Senin (7/4/2025) Presiden Prabowo menaruh hormat yang tinggi terhadap kontribusi petani sebagai produsen pangan.
Presiden RI itu bahkan menyebut petani sebagai tulang punggung negara dan negara tidak akan pernah ada tanpa kontribusi pangan dari petani.
"Saudara-saudara sekalian, terutama para petani, saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada saudara-saudara sekalian. Saudara-saudara adalah tulang punggung bangsa dan negara. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," ujar Presiden Prabowo tegas.
Presiden menyesalkan masih adanya elit yang belum menyadari pentingnya peran petani dalam menjaga kedaulatan negara. Ia mengingatkan bahwa stabilitas negara sangat bergantung pada ketersediaan pangan yang dihasilkan oleh para petani.
Sebagai mantan prajurit, Prabowo mengenang pengalamannya ketika bertugas di masa lalu, dan bagaimana petani yang hidup sederhana justru menjadi garda terdepan dalam membantu para tentara.
"Saya mantan prajurit. Saya merasakan, yang memberi makan kita itu ya para petani. Hidupnya susah, tapi masih bisa menyisihkan untuk mendukung tentara. Di tahun 70-an, rakyatlah yang bantu kita saat operasi. Mereka lebih patriotik dari banyak orang," kenangnya penuh haru.
Presiden Prabowo juga menyambut baik laporan dari daerah, khususnya dari Gubernur Jawa Timur dan Bupati Ngawi, yang menyebut hasil produksi pertanian meningkat meskipun penggunaan pupuk menurun.
Menurutnya, hal ini menjadi indikator efisiensi yang perlu terus dikembangkan. "Ini yang kita inginkan. Produksi naik, tapi pemakaian pupuk berkurang. Artinya efisien. Kita akan terus cari teknik-teknik baru, pengalaman dari mana-mana, dan saling tukar informasi antarpetani," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Ia juga mendorong petani untuk mulai memproduksi pupuk dan obat pertanian secara mandiri di desa, sebagai bentuk kemandirian sektor pertanian yang berkelanjutan.
"Kita beri tahu semua teman-teman di kampung, bagaimana bisa membuat pupuk dan obat sendiri. Ini solusi lokal, solusi rakyat," tambahnya. (ik)