Notification

×

Iklan

Iklan

Puisi-puisi Okki Siolemba | Patah Dalam Pecah

Senin, 10 Februari 2025 | 09:58 WIB Last Updated 2025-02-10T02:58:36Z

Ilustrasi : Kibrispdr.org.

PATAH DALAM PECAH


Aku adalah hitam dalam goresan

yang berbaris ke seluruh warna

melindungi corak,

agar tak lumat terhapus samar


Aku adalah rumput yang lebat, rendahan

terinjak-injak tapak kaki di taman bunga

agar harum nan indah

tak terbias oleh hina


oh tidak, aku lebih!

Aku adalah angka nol

Sebagai pembuka dan penutup

pada hitungan yang mengganggu sepertiga malammu.


***

NEGERI 5W+1H


Pengen viral tapi nggak ada modal

mau jadi pahlawan tapi malah ayan

Andaikan menjadi penguasa,

pasti hidup ini aman sentosa

Biar nggak heran waktu lihat struk pembayaran

sayang, tumpang-tindih harapan dan kenyataan


Sesungguhnya nuansa yang kumaksud itu

minimal bernafas tanpa cicilan kredit

Makan belum kenyang saja pajak sudah menjepit

Dasar granit!


Wahai pemerintah,

ayo dong sedia diperintah!

Mohon ulurkan tangan

bukan angan-angan

Kami butuh lapangan pekerjaan

Ini malah lapangan doang


Kalau begitu jangan salahkan SDM rendah

apalagi tega cap rakyat pemalas

Kami lapar,

ke sana ke mari bawa surat lamaran

kunyah baliho caleg bertuliskan “wakil Tuhan”.


***

SAJAK MERAH DELIMA


Kasih,

Kebaikan mana lagi yang harus kupilih

jika bintang-bintang memanggilmu alam semesta


Kasih,

yang pekat setelah mata terpejam bukanlah gelap

namun jari-jari yang tak henti mengusap pipi


Kasih,

Seringkali semangatku ternoda

aku sedang bertanya-tanya,

di mana tempat yang tak bisa melepaskan genggaman tangan


Kasih,

kopi pahit semakin pucat menanti gula memberi nasehat-nasehat manis

kita digambarkannya semata


Kasih,

di setiap rusuk kiri yang patah,

terdapat bagian tubuh lain yang ingin menyembuhkan


Kasih,

Lautan adalah tumpahan perihku

yang berombak,

terhempas senja mengejar wajahmu


Kasih,

Satu-satunya yang mencintaiku setelah kepergianmu

adalah warna kuning kecoklatan di kertas puisiku.


***

SEBUAH PERMATA yang MENYILAUKAN BINTANG


Ibu jangan suap aku dengan keringat

nanti jiwaku kembung air mata


Ibu jangan nyanyikan aku senyuman

jika kesedihanmu kedap suara


Ibu jangan dekap aku dengan nasehat

karena kutahu, derita ibu lebih lebat


Aku kecewa bu, terlebih pada diriku

setiap kali ingin kubayar kasih dan sayangmu

dengan uang dan pernak-pernik hadiah

Engkau pasti berkata;

“tidak usah nak, melihat kamu berbakti

dan berguna bagi sesama saja ibu sudah bangga.”


Tolong…

Jangan basa-basi lagi bu,

aku malu

aku basi.


***

BANTAL HAMBA SAHAYA


Mereka terpecah ala amuba

Menjiplak kebebasan artistik gaya sastra

Teriak; lidahnya piknik ke menara

yang menjulang berkubah kasta

Dijatuhkan nestapa


Terjadilah egoisme antara kaum sudra dan brahma

Menuai polemik dunia sembilan naga

Tertawalah mereka dalam rekayasa

Padahal disandera skema

durhaka


Sebagian besar mengaku merdeka

Hingga pecah kepala

Tak lebih lucu dari diet rendah glukosa

tapi sepuluh kali sehari konsumsi kembang gula

disleksia


sebentar lagi akan wisuda

segala jenis penyakit logika

yang cumlaude bergelar dua

yakni “tak apa-apa”

dan “santai saja”

gulma.

_________

__Okki Siolemba adalah seorang penulis buku puisi “Rahasia Sunyi” (2022) yang kesehariannya menghabiskan waktu untuk belajar menemukan inovasi dan kreativitas baru. Biasanya penulis mendengarkan banyak lagu dari berbagai genre musik, membaca banyak puisi dari banyak penyair di seluruh dunia serta mengulik fenomena kisah sosial orang-orang untuk dijadikan inspirasi lalu dituangkan ke dalam sebuah karya seni sastra berbentuk puisi. Berbeda dengan latar belakang penulis yang berasal dari keluarga seni musik, ia mencoba menerobos batasan-batasan bakat yang tidak dimilikinya. (*)

close close