Tingkatkan minat baca dengan lomba pojok baca. |
Jepara, soearamoeria.com - Guna mencapai daya baca peserta didik yang tinggi, perlu dimulai dengan mendorong daya minta peserta didik, sehingga sekolah perlu memfasilitasi dengan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung, misalnya menyediakan berbagai jenis buku bacaan mulai dari buku fiksi dan non fiksi, ruang perpustakaan yang nyaman, pojok baca di ruang kelas, mading dengan berbagai referensi bacaan yang menarik, maupun berbagai sumber bacaan yang tersedia secara digital.
Menurut UNESCO, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah.
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001%. Hal ini berarti, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Riset berbeda tentang World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada tahun 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Oleh karena itu, untuk meingkatkan daya baca perlu gerakan yang serius.
Asumsinya jika minat baca peserta didik tinggi, maka tingkat pemahaman peserta didik terhadap apa yang dibaca juga akan meningkat.
“Untuk meningkatkan minat baca peserta didik, sekolah tidak bisa bergerak sendiri. Tentu perlu adanya kerjasama yang baik di antara guru, peserta didik, dan wali murid, agar pendampingan terhadap minat baca semakin baik.” Ungkap Siska Wahyu Sagita, S.Pd. selaku Plt. Kepala Sekolah SMP Tahfidz Al-Huda Kedung.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Plt. Kepala Sekolah SMP Tahfidz Al-Huda Kedung, bahwa untuk meningkatkan literasi, SMP Tahfidz Al-Huda Kedung mengadakan lomba pojok baca kelas.
Lomba ini sebagai wujud terjalinnya kerjasama yang harmonis antara sekolah, guru, peserta didik, dan wali murid. Karena sejak mendesain hingga pemenuhan sebagai fasilitas pojok baca semua melibatkan orang tua siswa.
Tujuan adanya pojok baca diharapkan dapat merangsang peserta didik untuk lebih gemar membaca dan melakukan aktivitas lain yang dapat megembangkan potensi dan daya pikir mereka.
Buku-buku yang terdapat pada rak buku pojok baca di kelas. Karena pojok baca dapat menjadi sarana yang efektif untuk memberikan akses kepada peserta didik dalam membaca buku dan sebagai upaya meningkatkan minat baca.
Peran guru juga sangat penting dalam hal ini, harus selalu memotivasi peserta didik agar tetap memfungsikan pojok baca, jangan sampai di kemudian hari tinggal sebagai hiasan atau pajangan di kelas.
Seakan makna pojok baca hanya digunakan sebagai pajangan kelas, hal ini akan mengurangi makna pojok baca yang sebenarnya. (ip)