![]() |
Ilustrasi : forumtbm.or.id |
Oleh : Kartika Catur Pelita
Farhan memandangi seputar kamarnya. Meja belajar penuh buku. Almari juga penuh buku. Pojok kamar, di sana ada tumpukan kardus berisi buku. Di bawah kolong ranjangnya juga tertata buku. Buku, buku, dan buku.
Tentu saja, karena Farhan hobi membaca. Sekarang Farhan juga sedang belajar menulis. Ia menuliskan pengalaman sehari-hari ke dalam buku harian.
Menurut bundanya, cara paling gampang untuk menulis adalah menuliskan pengalaman hidup yang terjadi pada diri kita.
Farhan sudah bisa membaca sejak duduk di bangku TK. Sejak saat itu Ayah dan Bunda suka membelikan buku. Buku komik, buku cerita bergambar, buku kumpulan dongeng, hingga buku ensiklopedia. Tak ketinggalan buku pelajaran. Karena suka membaca Farhan pintar dan selalu mendapat ranking 3 besar, semenjak kelas 1 SD hingga sekarang Farhan uduk di bangku kelas 5 SD.
Farhan bersekolah di SDUT Kartika Jaya, tidak jauh dari kompleks perumahan tempat tinggalnya. Ayahnya bekerja sebagai wartawan surat kabar nasional.
Bunda Farhan berprofesi penulis, pendongeng, yang nyambi berjualan online. Bunda membuat roti dan kue-kue, kemudian menjualnya secara online. Farhan kadang membantu Bunda membungkusi kue pesanan.
Siang jelang sore nan cerah, Farhan sedang termangu dalam kamar ketika Bunda mengetuk pintu, dan kemudian memasuki kamar.
“Ada apa, Anak Bunda. Sedang mikirin apa?” tegur Bunda dengan lembut.
“Tidak, Bun. Han lagi mikir nih makin lama koleksi buku udah banyak dan menuhin kamar. Enaknya diapain ya, Bun?”
“Kalau kamu merasa keganggu sama buku-buku kamu, mengapa enggak kamu pindahin sebagian ke gudang? Nanti Bunda bantuin ngerapiin,” usul Bunda.
“Ya, Bun. Mengapa Han enggak kepikiran, ya, hihihi.”
Bunda yang membawa sekotak kue kemudian berkata pada Farhan.
“Sekarang Bunda minta tolong ya kamu anterin bolu gulung ke rumah Nenek Syafi, yang rumahnya di depan masjid kompleks perumahan ini. Tahu, kan? Dulu Bunda pernah ajak kamu memberi zakat pada Nenek Syafi saat malam Lebaran.”
“Ingat, Bunda. Siap laksanakan tugas!”
Setiap hari Jumat Bunda bersedekah kue. Farhan pun tak lama kemudian mengayuh sepedanya menuju rumah Nenek Syafi.
Nenek Syafi sangat senang, dan sebagai rasa terima kasih ia memberi oleh-oleh buat Bunda: sekantung sayuran bayam segar yang ditanam di pekarangan mungil samping rumahnya.
Farhan pulang membawa hati senang. Ah, besok dia akan minta Bunda masak sayur bayam. Pasti enak dan segar.
***
“Han, buku-buku kamu banyak banget deh. Mengapa enggak bikin taman baca. Kan asyik tuh, “ celetuk Bimo.
Siang itu mereka sedang mengerjakan tugas bersama dari sekolah di rumah Farhan.
Farhan sejenak tercenung. Mengapa ia tak kepikiran bikin Taman Baca?
“Asyik tuh idenya si Bimo. Gimana, Han?” Diki bertanya.
“Oke deh. Ntar aku bilang dulu sama Ayah dan Bunda. Kalau diizinin kalian mau kan bantuin aku di Taman Baca?”
“Tentulah, “ sahut Bimo.
“Sip. Aku juga siap bantuin, “ janji Diki.
Bunda ternyata sangat mendukung. “Bagus tuh, Han. Jadi buku-bukumu bermanfaat dibaca banyak anak-anak. Nanti Bunda bantuin nyampulin dan bikin katalog buku. Buku-bukumu dicatat judulnya, jenis buku, nama penulis atau pengarang, nama penerbit dan tahun terbit. Oya, ntar buku dipinjam gratis, ya.“ Farhan menurut.
“Terserah, Bunda. Tapi kalau ada yang ngilangin buku gimana, Bun?” tanyanya.
“Bukunya harus diganti dong,” jawab Bunda seraya tersenyum.
“Han sepakat, Bun.”
“Iya. Supaya mereka sejak kecil belajar bertanggung jawab, Nak,“ ujar Bunda.
“Ingat kan, aturan di rumah juga gitu. Jika mengambil barang kembalikan pada tempatnya. Jika pinjam barang juga harus dikembalikan. Nanti Bunda tuliskan aturan baca dan pinjam buku di Taman Baca-mu.”
“Iya, Bun. Terima kasih.”
***
Hari Minggu, tepat di ulang tahun ke-11 Farhan, Ayah membawa tukang kayu dan membangun taman baca di sebelah garasi mobil.
Ayah membelikan dua rak buku. Bunda dan Farhan menata buku. Bunda membuat katolog buku dan papan pengumuman kecil: Buku boleh dibaca di tempat. Jika ingin pinjam buku harus menjadi anggota taman baca.
Pembaca/peminjan bertanggung jawab jika buku rusak atau menggantinya jika buku hilang.
Farhan menganggukkan kepala. Ya, ia teringat aturan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum juga begitu. Bahkan di perpustakaan umum ada kelas menulis, klub membaca, belajar bahasa Inggris, belajar coding dan lain-lain.
Semoga taman baca Farhan berkembang dan banyak pengunjungnya. Beberapa rencana sudah tersusun di kepala Farhan.
Ya, Farhan memiliki impian mengadakan kelas menulis dan mendongeng di taman bacanya. Pematerinya Bunda yang selain jualan online, beliau juga pintar menulis dan mendongeng.
Kelas Foto nanti bisa diajar Ayah. Ayah seorang wartawan yang jago memfoto.
Sementara Farhan nanti akan menulis kegiatan tersebut ke dalam tulisan jurnalistik dan kemudiam dikirim ke koran. Siapa tahu dimuat?
***
Kartika Catur Pelita, menulis prosa dan puisi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Cerita anak karyanya dimuat di Suara Merdeka, Solopos, Joglosemar, SoearaMoeria.com, majalah Utusan, Lampung Post, Panjebar Semangat, dan Jayabaya.