Notification

×

Iklan

Iklan

Puncak Peringatan Hari Santri Nasional PCNU Banyumas

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 21:09 WIB Last Updated 2024-10-29T14:15:05Z

 

Banyumas berselawat sebagai puncak Hari Santri.

Purwokerto, soearamoeria.com - Sabtu, 26 Oktober 2024, Banyumas Bersholawat dan Doa Bersama 9 Kyai diselenggarakan oleh PCNU Banyumas digelar di Menara Teratai. Acara ini merupakan puncak dari semarak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) PCNU Banyumas yang sudah dimulai sejak awal bulan Oktober ini. 


Antusias masyarakat umum dan khususnya santri se-Banyumas dan sekitarnya dalam menyemarakkan puncak peringatan HSN PCNU Banyumas terlihat dari kemacetan di sepanjang jalan Soekarno Hatta. Sepeda motor, angkutan rombongan, mikrolet, dan jenis kendaraan lainnya menjadi kendaraan yang digunakan masyarakat untuk menghadiri event tahunan ini. Bahkan ada salah satu pondok pesantren yang menyewa beberapa odong-odong untuk mengangkut santri hadir di event malam itu.


Pukul 19.30 WIB, acara dimulai. Sebelum masuk ke inti, ada beberapa agenda yang disisipkan oleh panitia. Di antaranya dari LAZISNU Banyumas mengumumkan pengeluaran dana di beberapa sector.


“Tahun ini mengeluarkan dana untuk beasiswa mahasiswa yang akan kuliah di Al-Azhar Kairo Mesir, bantuan bedah rumah sebanyak 6 penerima, dan 25 beasiswa untuk mahasiswa UIN SAIZU,” tutur Suwito, Ketua LAZISNU Banyumas.


Selanjutnya dari panitia lomba video profil pondok yang sudah dimulai sejak 2 Oktober 2024 serta lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) dengan kategori kitab Fathul Qorib dan Talimul Muta’alim yang dilaksanakan 20 Oktober 2024.  Lomba ini diadakan khusus santri pondok pesantren se-Banyumas. Panitia mengumumkan kejuaraan dan menyerahkan reward bagi pemenang.


“Lomba MQK ditujukan untuk mempertahankan tradisi pesantren salaf serta lomba video profil sebagai ajang santri mengekspresikan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” ungkap panitia.


“Habis dari Brebes, langsung ke sini,” ungkap Dafa, perwakilan pondok pesantren Nurul Iman, pemenang lomba video profil pesantren. 


“Tapi sayang ngga bisa tepat waktu. Kena macet begitu masuk jalan Soekarno Hatta jadi ngga bisa ngambil piala ini di panggung,” sambungnya.


Selanjutnya acara inti dibuka dengan lagu kebangsaan dan seluruh hadirin berdiri. Selanjutnya pembacaan ayat suci al-Quran dan disambung dengan sambutan-sambutan dari berbagai pihak. 


Tak berselang lama, doa bersama beberapa kiai untuk meminta kedamaian bagi warga masyarakat secara umum. Kiai-Kiai tersebut yakni KH Mughni Labib, KH Abdul Hamid Rusdi, KH Taifur Arfat, KH Hisyam Tantowi, KH Mukhlasin, dan KH Ahmad Sobri. Secara bergantian, beliau memimpin doa dan diaminkan oleh hadirin.


Sekitar pukul 21.15 WIB doa bersama usia dan diisi dengan grup hadroh dari asy-syahid dari Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci. Beberapa lagu didendangkan untuk menunggu kehadiran Gus Azmi Askandar. Hingga pukul 10.05 WIB Gus Azmi hadir di tengah-tengah jamaah untuk memimpin lantunan sholawat. Namun beberapa menit kemudian tepatnya pukul 22.10 WIB hujan deras mengguyur langit Menara Pandang. Beberapa jamaah panik dan meninggalkan area lapangan. Namun yang tetap bertahan di guyuran hujan masih lebih banyak. 

Alas yang sebelumnya digunakan untuk duduk beralih fungsi sebagai pelindung kepala dari guyuran hujan. 


Beruntungnya, hanya sekitar 30 menit hujan kembali reda. Pengunjung menurunkan alas tersebut dan beberapa duduk kembali. Hujan tersebut menjadikan pengatur layar sedikit mengalami trouble namun dapat teratasi meski agak lama dan layar di tengah lapangan mati. 


Troubel itu tidak mengurangi khidmat sholawat yang didendangkan. 


Pukul 23.30 WIB secara resmi sholawat diakhiri setelah mahalul qiyam dan doa penuutup. Pengunjung banyak yang kesulitan keluar dari lapangan yang bertekstur seperti sawah karena guyuran air hujan. Tak jarang yang terpaksa melepas alas kaki demi bisa terus berjalan dan tidak menghalangi yang di belakangnya. 


Di depan pintu keluar menara pandang, Banser dan petugas keamanan lainnya siap siaga mengatur kendaraan jamaah yang siap meninggalkan menara pandang. (Irna Maifatur Rohmah/25)

close close