![]() |
Tangkapan layar aktivitas Abe. |
Oleh : Irna Maifatur Rohmah, alumnus UIN Saizu Purwokerto
Belakangan ini, di media sosial khususnya TikTok dan Instagram ramai dengan kehadiran konten balita bernama Abe.
Bocah yang berusia kurang dari tiga tahun dengan postur ginuk-ginuk serta kelucuan dan kepercayadiriannya itu wara-wiri muncul di media sosial. Di TikTok sendiri sering nge-live hal-hal random dari kehidupan bocah cilik itu.
Selayaknya orang-orang saat ini, saya mengikuti konten-konten Abe baik dari akun aslinya maupun akun-akun yang menayangkannya. Kelucuannya itu seperti tidak ada habisnya. Bahkan di kolom komentar, ada netizen yang mengatakan “Abe lucu sebadan-badannya”.
Memang tidak bisa dipungkiri jika tingkah randomnya bersama keluarganya itu menghibur banyak orang seperti saya ini. Namun, saya tidak akan menyoroti hal itu, namun parenting dari orang tuanya.
Parenting yang berhasil dilakukan oleh kedua orang tuanya menghasilkan bocah yang selain lucu juga sopan, pintar, dan percaya diri. Hal itu pasti timbul dari didikan orang tua yang sedemikian rupa sehingga menghasilkan bocah seperti Abe.
Role play yang sering dimainkan bersama orang tua. Jika dilihat dari keseharian melalui live TikTok dan reels Instagram, Abe tampak sering bermain peran dengan orang tuanya.
Meski sederhana, ia sering memainkan peran seperti menjadi dinosaurus, kereta, penyanyi, pembalap, kakek-kakek, mami, papi, dan masih banyak lagi.
Meski dengan durasi yang pendek bagi anak seusianya sudah cukup untuk meningkatkan kecerdasaanya. Tidak heran jika ia bisa percaya diri dan mudah beradaptasi dengan cepat.
Bermain bersama ayah. Abe juga sering bermain dengan ayahnya, papi. Ini bisa dilihat dari live yang dilakukan selalu bersama papi dan tidak ada gimmick atau hanya untuk menaikkan engagement saja.
Keluwesan papi ketika bersama Abe menyiratkan kalau Abe memang dekat dengan Papi. Dari salah satu reels juga memperlihatkan perubahan ekspresi Abe ketika diundang di suatu acara dan banyak orang. Abe tampak percaya diri ketika Papi berada di sampingnya. Padahal sebelumnya Abe sudah bersama Maminya.
Mengajak bernyanyi. Abe juga senang menyanyi. Pastinya untuk anak kecil, apa yang dilakukannya bercermin pada kebiasaannya bersama orang terdekat, keluarga.
Di usianya yang belum menginjak 3 tahun sudah bisa bernyanyi dengan lirik dan nada yang tepat. Lagu yang sempat viral yaitu, “Sesaat Kau Hadir” karya Utha Likumahua dan “Dari Planet Lain” karya Sal Priadi.
Bersama dengan Papi, Abe menyanyikan lagu tersebut dan menggunakan benda seadanya untuk dijadikan microphone.
Selain itu ia juga senang menyanyi di sela-sela bermain dan terkadang mengganti liriknya. Imajinasinya sudah berjalan dengan apik sehingga kepikiran untuk mengganti lirik dengan sengaja.
Mengenalkan bahasa asing. Selain itu Abe juga dikenalkan bahasa inggris oleh papinya. Tampak di suatu reels abe bisa menyebutkan bahasa Inggris dari hewan-hewan atau sebaliknya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Kemampuannya untuk menyebutkan bahasa lain sudah baik untuk anak seusianya dan menyokong kecerdasannya.
Memvalidasi emosi. Kebutuhan emosinya juga terpenuhi. Ia tidak dibiarkan untuk memendam rasa kesal. Di suatu reels, ia diperbolehkan untuk berteriak untuk mengeluarkan emosinya.
Ia juga divalidasi apakah sudah cukup atau belum teriaknya. Bimbingan untuk mengelola emosi sangat dibutuhkan untuk perkembangan psikisnya.
Dengan itu, anak akan mengenal jenis-jenis emosi dan cara mengendalikannya. Ini sangat perlu dibekali supaya anak tidak gegabah ketika dewasa dan bisa mengendalikan diri.
Dari videonya yang disebarluaskan di sosial media, tidak hanya menghibur ketika lelah. Namun jika dilihat dari sisi lain bisa menjadi gambaran ketika menginginkan anak yang cerdas seperti Abe.
Peran orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Di tengah isu fatherless, Papi bisa menunjukkan bahwa tidak semua anak mengalaminya.
Sebagai orang dewasa perlu mengusahakan yang terbaik untuk anak meskipun di luar sana sedang tersebar banyak isu terkait parenting.(22)