![]() |
Ketua PC GP Ansor Pati, Itqonul Hakim. |
Dikemukakan Itqon memang tidak kita pungkiri, bahwa di situ ada terpampang plang pondok pesantren, ada foto-foto kiai khos, namun dari sumber info valid menyebutkan bahwa plang pondok pesantren itu baru dipasang setelah Pemda merespon aspirasi semua pihak dengan kebijakan perobohan kawasan prostitusi LI, mengacu pada aturan-aturan yang ada, siapapun boleh cek ke warga Pati, begitu mendengar kata Lorok Indah maka sudah pasti itulah sarang prostitusi.
Dia menambahkan bahwa dari situlah justru PCNU dan teman Ansor simpulkan bahwa ada oknum yang mau bermain-main dengan menggunakan Pesantren sebagai tameng untuk menghindari proses penertiban lokalisasi.
“Na'udzubillah jika ada manusia yang tega menggunakan pesantren sebagai bamper prostitusi. Saya ini lahir di lingkungan pesantren, belajar juga di pesantren, pulang pun tinggal di lingkungan pesantren, jadi paham betul dengan pesantren, dan dipastikan kawasan LI itu tidak ada pesantren, adanya prostitusi yang nyamar jadi pesantren, biar tidak dirobohkan oleh Pemda, bahaya kan," tegasnya.
PCNU dan GP Ansor Pati mengapresiasi langkah tegas Pemda “selamat untuk seluruh warga Pati karena mendapatkan kado istimewa di tanggal 1 rajab dari Pemerintah daerah, yakni pembongkaran kawasan prostitusi, tempat penyebaran HIV AIDS terbesar di Kabupaten Pati."
Untuk diketahui, pembongkaran bangunan yang selama ini dijadikan tempat prostitusi di Kabupaten Pati setelah peringatan ketiga berakhir pada (31/1/2022) berjalan dengan lancar dan kondusif, semua bangunan dirobohkan oleh alat berat yang sudah disiapkan dan diiringi penjagaan ketat oleh petugas gabungan. (kn)