Jepara, SoearaMoeria.Com
Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Bangsri Jepara mengadakan tarawih keliling di Masjid
Baiturrohman desa Srikandang kecamatan Bangsri kabupaten Jepara Rabu (07/06)
malam.
Hadir para Pengurus MWC NU Bangsri, Banom dan Ranting NU
Srikandang serta warga sekitar.
Selepas shalat tarawih, jamaah berkumpul di
teras masjid untuk mengikuti pengajian yang menjadi rangkaian tarawih keliling.
Pengajian ini sekaligus dijadikan momentum untuk lebih mengenalkan teks Aqaid Seket yang
sering dilantunkan selepas shalat tarawih oleh warga nahdliyin.
Salah satu upaya yang telah ditempuh oleh MWC NU Bangsri
adalah menyusun teks aqaid seket
serta membuat video cara melantunkannya.
Teks dan video tersebut telah disebarkan oleh MWN NU
Bangsri kepada Pengurus Ranting NU (PR NU) untuk diteruskan kepada masyarakat.
Selian itu, juga telah dibuat versi softcopynya dan telah diunggah ke internet.
Video lantunan aqoid seket dapat
dilihat di: https://www.youtube.com/watch?v=vfepGQDwK2o adapun teksnya
bisa di download di http://mwc-nubangsri.blogspot.com/.
Ketua PR NU Srikandang, Nur Syahid menyatakan
bahwa pihaknya telah menerima teks aqaid
seket dan menyebarkannya ke mushalla-mushalla di seluruh Desa Srikandang
serta membacanya setiap selesai shalat tarawih.
“Meskipun sebagian dari kami masih belum lancar
melantunkannya, karena di setiap tempat sering memiliki nada yang berbeda
beda,” ungkap Nur Syahid yang juga Takmir Masjid Baiturrohman Srikandang ini.
Wahib, Wakil Ketua MWC NU Bangsri menjelaskan
bahwa tembang aqaid seket adalah
pondasi akidah ahlussunnah wal jamaah
yang harus terus ditanamkan kepada umat.
“Atas dasar inilah kami menulisnya kembali, adapun nada
lantunannya tentu setiap tempat memiliki ciri khasnya masing-masing, dan yang
dibuat oleh MWC NU Bangsri adalah salah satunya,” terang Wahib sebagaimana
rilis yang diterima NU Online.
Pengajian diisi dengan taushiyah oleh Kiai
Hilaluddin, Wakil ketua PCNU Jepara. Ia berpesan kepada jamaah bahwa
aliran-aliran garis keras sudah berusaha untuk memasuki wilayah Jepara.
Di antaranya adalah dibangunnya pondok pesantren tahfidz
oleh aliran keras di Karimunjawa yang telah berhasil digagalkan oleh warga NU.
“Kita harus waspada terhadap aliran-aliran yang ingin
mengganti Pancasila dengan dasar negara yang lain,” tegas Kiai Hilaluddin.
Di akhir taushiyah, Kiai Hilaluddin mengingatkan warga
nahdliyyin tentang program Koin Lazisnu Peduli, salah satu program dari Lazisnu
PCNU Jepara. Ia berharap agar masyarakat ikut mensukseskan program tersebut. (mab)