![]() |
Ilustrasi : Google |
Mengapa
tidak abadi seketika
Segala
rasa cinta
Kesejukan
yang menyertai cerita kita
Mengapa
tidak abadi seketika
Hati
tempat berlabuh
Tali yang
mengikat janji-janji
Jangan
pernah usai kita inginkan
Namun pil
pahit yang harus kita telan
Inilah
puisi jalan kita kasih
Segala
prahara mendera
Segenap
dusta menyerta
Tiba
saatnya prahara membiru warnanya
Namun
kita harus tetap waspada
Ulurkan
tanganmu kasih, tetaplah ulurkan
Agar kita
senantiasa dapat bergandangen
Berjalan
bersama menuju satu tujuan
Sebuah
jalan terang
* * *
Jalan
di Tengah Samudera
Cakrawala
yang kita tuju
Nyatanya
masih jauh
Namun
percayalah kepada angin
Yang
senantiasa menuntun
Maka
jagalah perahu ini
Jangan
sampai pecah di tengah samudera
Dan
tegakkan tonggak layar
Mengapa
harus berkecil hati?
Sedangkan
rembulan dan mentari
Masih
tetap setia mengirimkan cahaya
Meskipun
harus melewati jalan yang tak mudah
Di
sela-sela mendung dan mega
Mestinya
kita selalu terjaga
Menahan
ombak dengan kekuatan jiwa raya
Mengingat
kita harus bertahan
Maka
jangan terhenti di tengah cerita
Jika
disini masih ada jalan
Untuk
menuju keabadian
* * *
Yang
Terindah
Yang
terindah kuberikan untukmu
Terlahir
dalam dekapan jiwaku
Yang
mencari…
Tertatihku
coba berdiri
Terhempas
ku di sana menantimu
Mendambakan
kau yang terindah
Persembahan
dariku tercipta dalam
Alunan
langkahku yang terhenti
Menatap
jejakku sendiri
Tertinggal
ku di sana menantimu
Mendambakan
dirimu
Semua
yang tersisa
Hanya
persembahanku yang terakhir
Kau yang
terindah
Jangan
biarkan diriku
Terhempas
keraguan
* * *
Cinta
Cinta
serupa dengan laut
Selalu ia
terikat pada arus
Setiap
kali ombaknya bertarung
Seperti
tutur kata dalam hatimu
Sebelum
mendapat bibir yang mengucapkannya
Angin
datang dari jiwa
Air
berpusar dan gelombang naik
Memukul
hati kita yang telanjang
Dan
menyelimutinya dengan kegelapan
Sebab
keinginan begitu kuat
Untuk
menangkap cahaya
Maka
kesunyian pun pecah
Dan yang
tersembunyi menjelma
Kau di sampingku
Aku di sampingmu
Kata-kata
adalah jembatan
Waktu
adalah jembatan
Tapi yang
mempertemukan
Adalah
kalbu yang saling memandang
* * *
Tak
lekang oleh waktu
Telah
lama kutunggu
Hadirmu
di sini
Namun
hanya ruang semu
Yang
nampak padaku
Meski
sulit haarus kudapatkan
Sambutlah
tangan ini terima janjiku
Rasakan
cinta yang tulus
Lewat
aliran darahmu
Menyatu
seiring dalam kasih
Mari kita
jaga sebentuk cinta putih yang telah terbina
Sepenuhnya
terimalah pengertian adanya dua beda menyatu
Masilah
panjang, jalan hidup merki ditempuh
Semoga
tak lekang oleh waktu
Surabaya, Desember 2016
Yang tersisa dari yang terkasih
