Jepara, soearamoeria.com
KH.
Sya’roni Ahmadi, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan
bahwasanya Haul merupakan bagian dari sunnah rasul karena peringatan yang
dilaksanakan setiap tahun ini mencakup tiga unsur Aqwalunnabi (perkataan Nabi), af’alun
nabi (perilaku Nabi) dan taqriratun
Nabi (penetapan Nabi).
“Hal
ini termaktub dalam Sarah Naqil Balaghah halaman 399,” tuturnya saat memberikan
mauidloh di hadapan ratusan jamaah.
Mauidloh
itu disampaikannya dalam Tahlil Umum Haul KH. Mudloffar Fatkhurrohman ke-1 di
maqbarah Mbah Brungut desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan, kabupaten Jepara, Selasa
(27/10/15) sore.
Sesuai
penjelasan Imam Al Waqidi dalam kitab tersebut setahun sekali Nabi menziarahi
70 sahabat yang ikut serta dalam perang termasuk Sahabat Hamzah. Dari kediaman
ke maqbarah, jarak tempuhnya kira-kira 6 km. Juga saat itu belum ada kendaraan
laiknya mobil yang ada hanya himar dan onta.
Saat
memasuki makam kiai kharismatik asal Kudus itu menjelaskan, Nabi berdoa. “Assalamualaikum bima sabartum fani’ma
uqbaddar.” Begitu doa yang diucapkan Nabi.
Doa
yang diucapkan kanjeng Nabi tersebut merupakan harapan ahli kubur menerima
nikmat agung yakni ditempatkan Allah raudlatan
min riyadlil jinan.
Ia
menambahkan orang yang meninggal jasadnya dimasukkan ke kuburan sedangkan
nyawanya berada di alam kubur. Kiai yang terbilang murah senyum itu mengajak
jamaah untuk membedakan alam kubur dan kuburan.
Kuburan
dijelaskannya ialah alam dunia. Sementara alam kubur ialah alam yang berbeda.
Meski alamnya berbeda dengan kita tetapi mereka yang ada di alam kubur
mendengar kita.
Berkenaan
dengan itu, ia menyontohkan, menjelang wafatnya istri Muhammad, Siti Khadijah
Nabi ingin titip salam kepada 3 perempuan. Mendengar kabar itu Khadijah yang
mengalami sakaratul maut di usia 65
tahun tidak lantas meninggal sebelum menerima penjelasan dari Nabi.
Kelak,
sesuai keterangan Nabi ketiga perempuan yakni Siti Maryam, Siti Aisyah dan Ummu
Kulsum akan dinikahi Nabi. Dinikahinya ketiga perempuan tersebut lantaran
mereka masih menyandang status “perawan”.
“Maryam
dan Ummu Kulsum jelas masih perawan. Sedangkan Siti Aisyah yang merupakan istri
dari firaun setiap kali berhubungan dengan dia sosok aisyah diganti dengan
kambing. Alhasil Aisyah masih
perawan,” imbuh kiai Sya’roni.
Setelah
mengetahui ketiga perempuan tersebut akan menjadi maru (bahasa Sunda) yang arti perempuan lain yang akan menjadi
istri, Khadijah pun meninggal dunia. Semua tentang alam kubur, di al-quran
sebut kiai Sya’roni temaktub dalam Surat Tahrim.
Jika
ada masyarakat awam yang menyatakan dinikahinya tiga perempuan itu Nabi
dikatakan bejo, beruntung masih
menurut kiai hal itu perlu ditampik. “Yang bejo
bukan Nabi Muhammad tetapi ketiga perempuan tersebut,” paparnya meluruskan
anggapan masyarakat.
Di
akhir mauidhoh Kiai Sya’roni Ahmadi mengungkapkan cara “menolong” orang yang
sudah berada di alam kubur. “Dengan membacakannya istighfar serta tahlil,”
pungkasnya mengakhiri mauidloh hasanah. (qim)
Link terkait: Haul Napak Tilas Perjuangan Pendahulu
Link terkait: Haul Napak Tilas Perjuangan Pendahulu