Jepara,
soearamoeria.com
KH
Ahmad Badawi, pengasuh pesantren Darul Falah Kudus menyatakan kualitas santri
saat ini kian menurun. Menurutnya hal ini lantaran semakin merebaknya kampus
dan ‘ustadz-ustadz’ yang bermunculan di layar kaca.
“Sehingga
keberkahan dari kiai-kiai dari pesantren kian ditinggalkan,” terangnya dalam
majlis taklim 16an yang berlangsung di Masjid Al Falah Margoyoso, Kalinyamatan,
Jepara, Jum’at (31/7) malam.
Dulu,
kata putra KH Ahmad Basyir ini kualitas beragama santri tidak dipertanyakan
lagi. Shalat 5 waktu tidak pernah lupa. Karena sudah kadung terkontaminasi dengan ‘ustadz’ layar kaca yang tidak jelas
jelunterungan sanadnya, bermuwajjahah
(bertatap muka) dengan kiai secara langsung sudah semakin menurun.
Penurunan
kualitas ini tidak hanya terjadi saat ini. Menurut Kiai Badawi juga sudah terjadi
saat era sahabat Muhajirin dan Ansor. Sahabat Muhajirin dan Ansor yang
sebenarnya lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW kalah kualitas ketimbang Abu
Hurairah. Kenapa demikian?
“Abu
Hurairah rajin menunaikan shalat jamaah bersama Nabi. Hasilnya sebelum Nabi
bertemu dengan yang lain ia lebih dulu ketemu terus menerus dengan Nabi.
Sehingga tidak salah banyak hadits yang diriwayatkan dari dia, Abu Hurairah,”
tambah putra Mujiz Dalailul Khoirot ini.
Intensitas
bertemu dengan Nabi bagi sahabat Muhajirin lebih banyak. Tetapi pada kesempatan
bertemu di hari Jum’at malah mereka manfaatkan untuk sibuk berdagang. Sedangkan
sahabat Ansor pada waktunya berjamaah malah sibuk di ladang.
“Ulama
adalah penunjuk jalan menuju kebaikan. Penunjuk jalan-jalan kebenaran yang
diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW,” paparnya.
Karena
itu keberkahan-keberkahan dari kiai dan ulama jangan sampai dimubazirkan. (qim)