Sebagai
motor penggerak jalannya roda kepengurusan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul
Ulama (Yaptinu) Jepara, kini telah dikukuhkan beberapa tokoh sebagai Dewan
Penyantun Unisnu Jepara periode 2014-2018.
Dewan
penyantun yang mempunyai peran memberikan santunan, arahan, bimbingan, masukan,
saran, pendapat dan usulan sesuai tugas pokok dan fungsinya demi kemajuan
kampus kedepan.
Pengukuhan
yang digelar di Gedung Haji MWCNU Tahunan, Komplek Unisnu, Jalan Taman Siswa
Tahunan Jepara, Sabtu (21/2) kemarin menghadirkan beberapa tokoh diantaranya Rais
Aam PBNU, KH. Mustofa Bisri.
Selain
Gus Mus hadir pula KH. Achmad mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Hendro
Martojo mantan Bupati Jepara dan Bupati Jepara H. Ahmad Marzuqi.
Ketua
Yaptinu, H. Ali Irfan Muhtar dalam sambutannya menaruh harapan besar terhadap
kemajuan Unisnu.
“Pilar-pilar
yang kita bangun sedemikian kuatnya untuk bisa berkontribusi pada dunia
pendidikan di Indonesia. Kita akan terus berlari mengejar yang lain. Insya
Allah kami akan membangun islamic centre
sebagai pusat kajian islam Aswaja yang rahmatan lil alamin berbasis pesantren,”
terangnya.
Dewan
penyantun yang diketuai Gus Mus didaulat memberikan arahan kebijakan dan
kegiatan dalam mendukung pelaksanaan program-program kampus.
Menanggapi
rencana pembangunan Islamic centre,
Gus Mus dalam penuturannya mendukung gagasan tersebut. “Saya kira inilah
saatnya, warga NU yang jumlahnya sekitar 60 juta perlu bangkit,” tuturnya.
Islam
tambah pengasuh pesantren Raudlatul Thalibin Rembang ini menguraikan di mata
dunia begitu menakutkan dilihat dari kacamata konflik timur tengah yang sarat politik
dan kepentingan asing.
Sebab
baginya mereka belum belajar dari Indonesia. “Saya akan meminta presiden Jokowi
untuk mendukung rencana ini karena ini bagian dari revolusi mental yang digalakkan
pemerintah,” tandasnya.
Rektor
Unisnu, Prof. Muhtarom dalam uraiannya berterima kasih kepada seluruh dewan penyantun
yang berkenan hadir. "Saya mohonkan untuk ikut membesarkan Unisnu karena
disini merupakan kawah candradimuka pendidikan berbasis pesantren," jelas
Muhtarom. (qim)