Magelang, soearamoeria.com
Di kompleks Candi Borobudur Magelang ada museum Kapal Samudraraksa. Kapal Samudraraksa terinspirasi ide mantan angkatan Laut Inggris Philip Beale saat berwisata ke Candi Borobudur dan melihat keindahan relief kapal di candi 20 tahun silam.
Di kompleks Candi Borobudur Magelang ada museum Kapal Samudraraksa. Kapal Samudraraksa terinspirasi ide mantan angkatan Laut Inggris Philip Beale saat berwisata ke Candi Borobudur dan melihat keindahan relief kapal di candi 20 tahun silam.
Waktu
itu Philip berimajinasi jika satu abad lalu para pembuat candi mampu memahat
kapal di dinding candi, secara otomatis bangsa Indonesia mampu berlayar dan
membuat kapal dari kayu.
Dari
imajinasi tersebut ia pulang dan hunting
pelbagai literatur. Alhasil, dari
berbagai sumber menyebutkan bangsa kita telah melakukan pelayaran perdagangan
kayu manis dari Indonesia, Madagaskar dan Afrika.
Penjaga
Museum, Riska menjelaskan, untuk membuktikan dan mencoba menyusuri kembali perairan
kayu manis, dibuat tim pembuatan kapal yang dipimpin As’ad Abdullah, nelayan
Sumenep Madura. Selain didampingi Philip, ada pula Nick Burningham, arsitektur
Australia.
“Model
kapal merujuk kepada salah satu relief di candi pada panil no.6 bidang C,
lorong sisi utara,” jelas perempuan asal Mungkid, Magelang ini.
Kapal
dibuat 20 Januari 2003. Diturunkan ke air 26 Mei 2003. Pemasangan cadik 11 Juni
2003. Peresmian kapal pada 15 Juli 2003 oleh I Gede Ardhika Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata bersama Unesco di Pelabuhan Benoa, Bali.
Adapun
ekpedisi kayu manis lanjut perempuan 22 tahun ini dilaksanakan 15 Agustus 2003
dilepas Presiden RI, Megawati Soekarnoputri dari Jakarta menyusuri Madagaskar,
Cape Town menuju Pantai Barat Afrika dan berakhir di Ghana, 23 Februari 2004.
Sukses
menjalani ekpedisi, kapal dikirim ke Indonesia dalam keadaan terpotong-potong. “Di
Indonesia, potongan kapal dirakit kembali lalu ditempatkan di museum ini, mas,”
terang Riska, sembari tersenyum. (sm)