Jepara, soearamoeria.com-Ratusan
guru madrasah diniyyah (madin) dan pengelola SMK Pesantren di Jepara dan Demak
mengikuti Pelatihan Pendidikan Inovatif di pesantren “Roudlotul Mubtadiin”
Balekambang desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara, Selasa (25/3).
Pelatihan
yang difasilitasi Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut menurut H
Miftahuddin, ketua panitia menyatakan harapan pasca pelatihan menjadi
supervisor untuk lembaga masing-masing. Harapan lain, pendidikan formal diwakili
SMK Pesantren dan non formal, madrasah diniyyah lanjutnya memiliki inovasi
untuk memajukan pendidikan.
Sementara
itu, KH Mustamir Wildan menyatakan selama ini SMK Pesantren kesulitan untuk
mencari tenaga guru produktif semisal otomotif dan elektro. Unnes, terang ketua
pengurus pesantren Balekambang setiap tahun menerima sekitar 7.500 mahasiswa.
Dari
sebuah pertemuan SMK Pesantren, muncul usulan agar komunitas berbasis pesantren
se-Indonesia tersebut dijatah 1.000 mahasiswa. “Setelah dipikir-pikir kalo ini disepakati oleh pak Fathur,
Rektor Unnes nanti jadi problem.
Solusinya insyaAllah akan kami sowan-kan kepada pak Menteri Pendidikan,”
jelasnya.
Hal
itu menjadi perhatian komunitas SMK Pesantren. Sebab Kiai Mustamir menilai lulusannya
mempunyai bekal agama yang cukup. “Jika 1.000 atau 500 mahasiswa asal SMK
Pesantren bisa masuk ke semua fakultas. Setelah lulus mereka mengabdi di
pesantren maupun berkhidmah di Unnes,” imbuhnya.
Jika
hal itu dilakukan, jelas melebihi implementasi kurikulum 2013. “Santri,
karakternya sudah tertata. Ketaatannya kepada Allah tidak diragukan lagi. 20-30
tahun yang akan datang jika mereka memimpin Indonesia akan menjadi pemimpin
yang amanah, tanggung jawab dan santun,” sanjungnya.
Hadir
dalam kesempatan itu H Achmad Slamet, Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Hj
Nur Hayati Ali Assegaf, anggota Komisi 8 DPR RI beserta anaknya Muhammad
Rahardian Syarif. (Syaiful Mustaqim)