Sedangkan Fadly menyanyikan Anak Bertanya Pada Bapaknya, Demi Massa, Harmoni
dan
InsyaAllah. Selain Ki Ageng Ganjur dan Fadly santri Hasyim
Asyari juga menampilkan pentas rebana, stand
up comedy dan pembacaan puisi juga Tari Sufi Jepara featuring Asyari
Muhammad turut memeriahkan kegiatan tersebut.
Menurut pengasuh pesantren Hasyim Asyari,
KH Nuruddin Amin ekspesi seni merupakan salah satu media untuk berdakwah. Hal
itu diuraikan Gus Nung, panggilan akrabnya, ulama sejak dulu atau era Walisongo
dalam berdakwah juga melalui seni. “Musik gamelan, wayang yang diwariskan oleh
para wali sebagai media dalam berdakwah,” jelasnya.
Gus Nung menambahkan baginya kegiatan
itu merupakan bentuk syiar Islam dan syiar Ramadhan pada khususnya. “Anak-anak
muda yang belum dekat dengan Tuhannya kita dekatkan dulu dengan shalawat dan lagu
religius. Semoga kelak mereka jamaahnya, puasanya dan ibadahnya semakin ada
peningkatan,” harapnya.
Sementara itu, Djastro El-Ngatawi mengungkap
satu per satu tembang yang dibawakan. Semisal Shalawat Nariyah yang dilantunkan
Melati cs vokalis Ki Ageng Ganjur. Menurut Ketua Umum PP Lesbumi Syekh Nariyah
selaku pengarang masuk surga karena mengarang shalawat tersebut sebagai bentuk
mencintai Allah dan Nabi.
Lebih lanjut budayawan asal Pati mengutip
dari kitab Khozinatul Asror. “Siapa orangnya yang membaca shalawat Nariyah 100x
maka hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT,” lanjutnya.
Disela-sela Tadarus Seni, Djastro yang
merangkap menjadi host bertanya
kepada Fadly terkait perjalanananya ke pesantren Hasyim Asyari Jepara. Andi
Fadly Arifuddin nama asli Fadly mengaku mendapat banyak pelajaran dari
pesantren.
Pria 38 tahun yang lahir di Makassar
menegaskan pendidikan modern yang berkembang saat ini metodenya mengambil dari
pesantren sebab dia sebagai pendidikan tertua di Nusantara. Dari itu ia pun
mempunyai cita-cita kelak di kampung halamannya ingin mendirikan sebuah
pesantren. (Syaiful Mustaqim)