Jepara, soearamoeria.com-Klinik Terapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
dan Psikologi, Crayons yang berada di desa Margoyoso RT.01 RW.03 kecamatan
Kalinyamatan sudah berjalan sejak tahun 2009 silam. Awal mulanya klinik
dijalankan dengan home visit, datang ke rumah-rumah lambat laun klien
datang ke klinik. Setidaknya saat ini ada peserta didik sebanyak 36 dengan
didampingi oleh 11 terapis. Mereka berasal dari beberapa kecamatan yang ada di
Jepara.
Kepala Crayons, Noni Maisaroh (30) mengatakan 1 siswa
didampingi oleh 1 terapis. Setiap siswa Jam Tatap Muka (JTM) berbeda-beda. Ada
yang seminggu 1, 2, 3 hingga 6 kali. “Semisal si A jadwal terapinya
dilaksanakan seminggu 3 kali Senin, Rabu dan Jum’at,” kata ibu yang kini
memiliki 3 anak.
Untuk metode yang digunakan Applied Behavior Analysis
(ABA ), Remedial Teaching
(RT), Educational Teraphy (ET) dan Multiple Sensory (MS). Noni
mengungkapkan ABA merupakan metode untuk
penanganan anak, RT adalah mengulang materi, ET materi tentang pendidikan dasar
semisal mewarnai, mendikte dan mengeja. Sedangkan MS pelatihan otot kasar
misalnya merangkak, melompat, keseimbangan, melempar bola dan menangkap bola.
Setiap 3 bulan pihaknya melakukan evaluasi perkembangan
anak. “3 bulan sekali kemajuan-kemajuan tiap anak dievaluasi,” papar istri dari
Muhammad Dwi Devi Aprialawan.
Noni, alumnus Universitas Negeri Surakarta (UNS) mengaku
belum puas dengan yang diraih saat ini. Meski dirinya telah sedikit membantu
anak berkebutuhan khusus yang menurutnya masih kurang mendapatkan perhatian
dari keluarga, masyarakat dan pemerintah namun terapis dimilikinya masih sangat
minim.
“Kami baru punya behaviour teraphy. Untuk terapis
wicara, optik dan visioterapi belum ada. Belum lagi saat mereka kelak sudah
baligh,” imbuhnya. Meski demikian pihaknya akan tetap berjuang menangani ABK. (qim)