Jika Kita Kecewa - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 11 Januari 2024

Jika Kita Kecewa

Kecewa. (Foto: kompas.com)

Cerpen : Sherly Gratia Widyasari 


Aku gundah ketika semua tidak berjalan seperti yang aku harapkan. Aku gundah ketika tidak ada yang bisa aku harapkan pada diriku. Semuanya berantakan dan meremukkan hati dengan begitu mudahnya. Padahal kenyataannya semua itu memang tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana. Rencana Tuhan bukankah yang terbaik dari yang terbaik?


Rencana Tuhan memang yang terbaik tapi perlu kesabaran untuk menunggu akhirnya. Terkadang aku tidak sabar untuk melihat itu. Aku hanya ingin instan. Semuanya harus cepat, lancar, dan sesuai rencana. Seolah semua rencanaku memanglah yang terbaik. Tapi kadang Tuhan juga menyadarkan dengan satu tamparan keras yang tidak disangka-sangka. Seolah dia ingin memberi tahu apa yang terbaik untuk kita. 


“Kau lihat dirinya yang sedang berjuang? Kau jelas tidak seberapa. Jadi kenapa meminta lebih?”

Atau Tuhan akan berkata.


“Kau telah memilih jalanmu sendiri. Kalau mau lebih ya bekerja keras.”


Tapi Tuhan terkadang juga bersikap lembut. Dia mengajarkan kita untuk mengetahui apa yang seharusnya kita utamakan. 


Tapi tetap saja, sebagai manusia rasanya tidak akan pernah cukup semua itu. Terkadang justru tidak akan bisa dirasakan dengan mudah. Egois itu selalu ada. Perasaan ingin itu, ini, dan semuanya harus ingin berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Terkadang semua itu tidak sebanding dengan apa yang sudah kita lakukan. Berat memikirkan hidup ini tapi lebih berat lagi jika merasa rencana kita lebih baik dari rencana-Nya. 


Aku tidak pernah menyadari sebelumnya. Perasaan gundah itu dalam sekali rasanya. Aku tidak berpikir bahwa hidup ini mudah. Semua orang aku lihat bekerja keras. Ada yang hidupnya penuh perjuangan. Aku sempat berpikir kenapa mereka harus berjuang dengan keras untuk hidup? Atau kenapa kita harus selalu berjuang? Di sisi lain ada orang yang begitu mudahnya melepas hidupnya. 


Hidup ini memang banyak pilihan. Terkadang apa yang kita inginkan tidak terjadi. Kita kecewa dan menangis. Kemudian kita menyerah saat itu juga. Tapi dunia seolah tidak peduli. Dunia akan tetap berjalan meskipun harimu buruk, dunia akan tetap berjalan meskipun hatimu sedang patah, dan dunia akan tetap berjalan meskipun kamu berhenti berjuang. Tidak akan ada yang berubah dengan dunia meskipun kamu berhenti untuk berjuang. Jadi, menyerah bukanlah jalannya. Justru menyerah itu adalah pilihan sementara. Pasti ada kalanya kamu akan bangkit lagi setelahnya. 


Kamu tidak berhenti, kamu hanya sedang istirahat untuk maju lebih jauh lagi. Tidak ada yang buruk dari pilihanmu saat ini selama kamu masih punya rasa untuk berjuang. Apa yang kamu lakukan saat ini akan memperlihatkan apa yang akan terjadi di masa depanmu. 


Berpikir positif memang tidak mudah. Apalagi jika semua tidak berjalan sesuai dengan rencanamu. Kecewa boleh, tapi setelah itu kamu harus bangkit dan kembali memulai apa yang kamu tinggalkan untuk sementara. Mimpi itu dipupuk sedikit demi sedikit. Nanti tanaman yang kamu pupuk akan bisa berkembang dengan baik jika pupuk yang kamu berikan itu bagus. 


Guruku pernah mengajarkanku untuk menulis semua cita-cita yang ingin kita capai. Semua cita-cita itu kita baca setiap hari. Itu menjadi bagian dari doa kita. Harapan terdalam yang ingin kita wujudkan. Katanya ucapan adalah doa. Bahkan banyak cerita yang dahulunya hanya bercandaan semata menjadi kisah yang sebenarnya. Tuhan itu tidak tidur. Tuhan tahu doa mana yang harus dikabulkan. 


Kita tidak pernah tahu doa mana yang dikabulkan melalui tulisan-tulisan kita atau lisan kita. Maka dari itu, orang-orang mengatakan untuk menjaga lisan kita. Menjaga lisan yang baik sekaligus mendoakan yang baik-baik. Bukankah mengatakan kalimat yang baik-baik sekaligus mendoakan diri kita sendiri? Selama kita baik, semesta akan berjalan dengan baik, bukan? Jika tidak, mungkin memang Tuhan ingin melihat kita bersabar lagi, lagi, dan lagi.


Jika semua tidak berjalan dengan yang kamu inginkan saat ini. Tidak masalah jika kamu bersedih. Tidak masalah jika kamu ingin menyerah. Tapi kamu harus ingat jika kamu harus bangkit. Jika kamu tidak memiliki teman terbaik untuk bercerita atau merasa tidak percaya dengan orang lain untuk membagi kisahmu. Coba kamu tuliskan perasaanmu. Coba kamu berteman dengan kata. Coba kamu luapkan segalanya lewat dia. Coba kamu tulisakan semua yang kamu rasakan kepadanya. Kamu akan didengarkan olehnya.


Terakhir, coba kamu baca itu lagi. Kamu akan tahu bagaimana perasaanmu selanjutnya. Aku harap kamu merasa lega. Aku harap kamu tersenyum setelahnya. Aku harap kamu bisa tidur dengan nyenyak setelah itu. Dunia tidak akan bergerak mengelilingimu, kamu lah yang bergerak mengikuti apa yang sudah digariskan padamu. Tuhan tahu yang terbaik untukmu. (03)


___Sherly Gratia Widyasari, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Indonesia Universitas Diponegoro Semarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar