Ngaji Jurnalistik ' Membangun Jurnalisme Damai.' (Foto: Ist.) |
Kegiatan yang bertempat di aula INISNU itu dihadiri lebih dari 116 peserta dari unsur mahasiswa dan umum di wilayah eks Karesidenan Kedu.
Dalam laporannya, Pemimpin Umum LPM Grip Novia Sari Melati melaporkan bahwa kegiatan itu merupakan hasil kerja sama antara LPM Grip dengan FKPT Jawa Tengah. "Jurnalis harus mampu menegakkan kebenaran sesuai ruang lingkupnya. Kebenaran tidak selalu ditegakkan dengan demonstrasi dan kekerasan," tuturnya.
Maka sore ini, lanjut dia, pihaknya belajar bersama terkait jurnalisme damai.
Presiden DEMA INISNU Temanggung Ndoko Setiawan menyatakan bahwa mahasiswa perlu peningkatan di bidang akademik khususnya jurnalistik. "Mahasiwa jangan malas gerak (mager) untuk melakukan kegiatan produktif di bulan Ramadan," jelas dia.
Rektor INISNU H. Muh. Baehaqi mengemukakan bahwa jurnalisme itu hampir sama sistem kerjanya dengan ahli hadis saat mencari hadis antara sahih dan palsu. "Nanti akan dicari sanadnya, siapa perawi yang aslinya. Ini dapat dideteksi kebenarannya melalui kinerja ahli hadis hampir sama dengan jurnalis yang mencari kebenaran sesuai fakta di lapangan," papar dia.
Jangankan berita, lanjutnyanya, hadis dan Alquran saja dipalsukan. "Makanya kita berharap agar lahir jurnalis yang mewartakan kebenaran melalui kegiatan ini," harapnya.
Dalam pemaparan materinya, Ketua Bidang Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Jateng Hamidulloh Ibda menandaskan bahwa radikalisme terorisme kini disebar di berbagai platform digital. "Kerja teroris di media digital itu mengerikan. Mereka menyebar virus radikalisme dan terorisme yang tiap hari dikonsumsi tanpa kita sadari," ucapnya.
Pihaknya menegaskan, praktik jurnalisme damai atau peace jurnalism menjadi sebuah solusi atas praktik jurnalisme yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme.
"Jurnalisme damai ini merupakan praktik jurnalistik yang mengacu pada perdamaian, kebhinekaan, dan jika di Indonesia ya tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," jelas Pjs Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Lokal Temanggung TV tersebut.
Menurut dosen INISNU tersebut, jurnalisme damai fokus mencari persatuan dalam perbedaan, perdamaian, resolusi, rekonstruksi dan rekonsiliasi dalam memandang konflik dan kekisruhan sosial.
Pihaknya berharap, melalui peran aktivis pers mahasiswa sejak dini menanamkan jurnalisme pada kebenaran dan perdamaian. "Karena fungsi jurnalisme itu mewartakan kebenaran dan perdamaian dan ini sama seperti Nabi Muhammad yang dulu membawa warta bahwa Islam adalah agama rahmat bagi semua alam," tandas dia.
Usai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama sekaligus sosialisasi program dan perlombaan yang digelar BNPT-FKPT Jawa Tengah. (ip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar