![]() |
Marini Sayuti, narasumber kuliah alternatif. (Foto: Khozin) |
Kuliah diawali dengan kegiatan Studium Generale yang menghadirkan dua pemateri yaitu Gus Ach Dzofir Zuhry, Pendiri Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi dan Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang dan Marini Sayuti dari Komunitas Jurnalis Berhijab.
Kegiatan yang digelar melalui via Zoom ini, Gus Dhofir menyampaikan poin penting yang perlu diperhatikan oleh peserta kuliah yang kaitannya dengan komitmen pemuda dalam membangun peradaban. Bekal yang perlu dimiliki oleh tiap individu adalah Intellectual Commitment dan Spiritual Commitment.
“Intellectual Commitment adalah sebuah kesadaran yang didorong oleh rasa ingin tahu dan gemar belajar. Sementara Spiritual Commitment merupakan dorongan naluriah spiritual atau panggilan kemanusiaan yang dapat memfokuskan seseorang pada proses yang tengah dijalani,” terang Gus Dhofir.
![]() |
Peserta kuliah alternatif Griya Peradaban. (Foto : Khozin) |
Kuliah Angkatan I ini dijadwalkan pada bulan Januari hingga Maret 2021 mendatang. Peserta yang mengikuti program ini berasal dari 33 kota Se Indonesia, ada yang dari Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Adapun jumlah pembelajar di kuliah alternatif sejumlah 77 peserta dengan variasi latar belakang, baik dari kalangan mahasiswa, karyawan, guru maupun santri.
Perkumpulan Griya Peradaban yang berpusat di Semarang ini adalah perkumpulan yang baru dibentuk pada bulan agustus tahun 2020 yang sudah memiliki legalitas pendirian dan pelaksanaan program. Perkumpulan ini mencoba memberdayakan anak muda berprestasi sesuai bidangnya untuk berkolaborasi bersama dalam program kuliah alternatif. Bahkan Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang ini juga telah melibatkan banyak mitra komunitas dalam mensukseskan program ini.
Perkumpulan ini pada dasarnya memiliki tujuan mulia yakni menyediakan ruang kolaborasi dalam merawat gagasan dan melakukan gerakan sosial dalam bidang pendidikan, enterpreneurship, dan teknologi digital. (kh)
No comments:
Post a Comment