Posisi
dan peran Pemilu Raya (Pemira) mahasiswa sangat strategis sebagai embrio
pembelajaran demokrasi bagi generasi bangsa, tak terkecuali bagi mahasiswa
Universitas Muria Kudus (UMK).
Ketua
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus, Moh. Khanafi SE, mengutarakan hal
itu dalam sambutannya pada pembukaan Pemira mahasiswa UMK, di Auditorium Kampus
UMK, Selasa (20/06/17).
Pemira
digelar untuk memilih calon ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), baik untuk
tingkat fakultas maupun universitas.
‘’Pemira
ini menjadi ruang pembelajaran dan embrio yang positif bagi mahasiswa sebagai implementasi pembelajaran demokrasi. Pemira
bagi mahasiswa merupakan miniatur proses demokrasi,’’ katanya didampingi
didampingi dua anggota KPU lain, Eni Misdayani S.Ag. MM. dan Naily Syarifah
S.Psi.
Pada
Pemira yang dibuka Rektor Dr. Suparnyo SH. MS. dia mengatakan bahwa
dengan menjalankan Pemira di kampus ini, baik para calon ketua BEM maupun
mahasiswa yang menyalurkan hak suaranya, sudah melaksanakan hak dasarnya. ‘’Hak
dasar itu adalah untuk memilih dan hak untuk dipilih,’’ tegasnya.
Khanafi
juga mengapresiasi karena dalam Pemira, UMK telah menerapkan prinsip efisiensi
dari sisi anggaran. ‘’Pemilihan menggunakan e-voting ini, bagus karena telah
menerapkan prinsip efisiensi anggaran. KPU sendiri belum menggunakan e-voting,
dengan berbagai faktor atau pertimbangan,’’ paparnya.
Suparnyo
mengemukakan tahun ini adalah tahun kedua penyelenggaraan pemilihan
BEM melalui Pemira.
‘’Dengan
pemilihan secara langsung, mahasiswa bisa memilih calon berdasarkan profil,
kiprah dan track record para calon yang ada,’’ tuturnya.
Senada
dengan Rektor, Presiden BEM UMK, Syafiq Bulloh Amin yang sebentar lagi melepas
jabatannya. Ia berharap, mahasiswa tidak asal pilih. ‘’Yang terpenting, siapa
pun yang terpilih, calon lain dirangkul untuk bersama dan membangun UMK,’’
pesannya. (rsd)
No comments:
Post a Comment