KH Ahmad Nadlif Mujib menyatakan perbedaan antara
Aswaja NU dengan Aswaja yang lain. Menurut kiai muda yang kerap disapa Gus
Nadlif itu antara Aswaja NU dengan yang lain sama-sama menyatakan ummatan
wasathan (umat moderat).
“ISIS juga mengklaim dirinya moderat,” paparnya dalam
Apel Siaga Banser Jepara yang berlangsung di pesantren Hadziqiyah desa Gemiring
Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara, Sabtu (13/05/17) siang kemarin.
Di samping itu, kata Instruktur Nasional PP GP Ansor,
Aswaja NU dengan yang lain sama mengaku golongan yang selamat yakni ahlus
sunnah wal jamaah (Aswaja).
Ada pun sisi perbedaannya urai Gus Nadlif Aswaja NU
punya manhaj (cara) atau metodologi yang jelas. Kiai asal Pati itu
mengajak Banser agar tidak membedakan kiai NU dengan ustad kelompok yang lain.
“Jangan bedakan Mbah Moen dengan ustadz muallaf dong,”
tegasnya yang enggan menyebut nama ustadz tersebut.
Mbah Moen paparnya sanad dan keilmuannya jelas.
Sedangkan ustadz yang bilang nasionalisme tidak ada dalilnya, sebut Gus
Nadlif hanya berpedeoman pada terjemah quran dan hadits.
Dalam apel yang hadiri oleh ratusan Banser
se-Kabupaten Jepara juga KH Hayatun Abdullah Hadziq Ketua PCNU Jepara sebagai
komandan apel, pengasuh pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Pati menambahkan
perbedaan yang ketiga adalah berkaitan soal mayoritas.
“Aswaja NU kita ini adalah kelompok mayoritas tetapi
mereka (aswaja yang lain, red) berusaha mengganti mayoritas di dunia internet,”
ungkapnya penuh keprihatinan.
Untuk itu pihaknya di jajaran pengurus pusat terus
memutar otak agar Aswaja NU mayoritas di dunia nyata juga di dunia maya. (sm)