Ajaran Wahabi Gentayangan di Dunia Maya - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 28 Januari 2016

Ajaran Wahabi Gentayangan di Dunia Maya


Jepara, soearamoeria.com 
Gerakan politik khilafah ISIS yang berkembang di Suriah dan Irak hingga saat ini sudah berjalan 15 tahun. Cita-cita gerakan ini sendiri ditargetkan berjalan 50 tahun. Sehingga masih ada waktu 35 tahun untuk melanjutkan cita-cita ini.

ISIS tidak pernah menarget orang tua yang sudah sepuh tetapi mereka membidik usia 40 tahun kebawah. Sebagai anak muda di zaman serba teknologi ini menurut Nusron Wahid tidak ada yang tidak peduli dengan dengan sosmed (sosial media).

Pernyataan ini diuraikannya dalam Pelantikan Lembaga-lembaga PCNU Jepara masa khidmah 2015-2020 dan Pembinaan Keorganisasian NU yang berlangsung di Gedung NU Jepara, Ahad (24/01) lalu.

Sehingga ustadz-ustadz Wahabi sebut Ketua PBNU ini bergentayangan di dunia maya tiada henti. Hal ini aku Nusron bahwa anak muda bersinggungan dengan dunia maya setiap saat sebagai target utama mereka.

Melihat keprihatinan ini, elemen-elemen yang menaungi anak muda NU harus dichek keberadaannya. Apakah sekolah-sekolah yang ada sudah ada IPNU-IPPNUnya? Apakah pemuda dan pemudi yang ada sudah bergabung dengan GP Ansor maupun Fatayat NU? Atau malah generasi muda yang ada terkena virus israbu, pemabuk dan problem negatif yang lain.  

Problem
Ketua Bidang Pengkaderan PBNU ini menjelaskan problem yang terjadi karena kader NU banyak yang kurang terdidik, pengangguran dan miskin. Lalu, aktivis muda NU asal Kudus ini mengutip strategi penyelesaian problem ala Hernando Desoto.

Dari lima legal access yang ditawarkan Hernando akses tanah, akses pendidikan, modal, teknologi dan market menurut Nusron pendidikan merupakan hal utama yang harus diperkuat. “Usia 18-23  biarkan mereka belajar,” katanya.

Untuk usia 25-35 tahun jelasnya lebih ditekankan pada penguatan perekonomian juga yang tidak kalah penting penataan kelembagaan NU.

Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menggarisbawahi lini pendidikan. Bahwa siswa dengan nilai yang bagus biasanya lebih memilih SMA 1. Sisanya yang dengan nilai pas-pasan masuk di sekolah maarif.

Nah, di sekolah-sekolah negeri itulah agen wahabi masuk di kegiatan Rohis yang tutornya berasal dari kampus. Sehingga tegasnya perlu pola pendampingan massif. Karena di sekolah umum susah untuk memasukkan IPNU-IPPNU.

Saat ini para pengikut Wahabi di Indonesia bukan dari orang lain. Tetapi mesti ada warga NU yang anak-anaknya mengikuti ajaran wahabi. Salah satu yang menyebabkan seru dia jika anak warga NU menempuh studi di luar kota.

Berdasar penelitian yang ia lakukan bersama teman-temannya menyebutkan 1 keluarga NU yang kebetulan kuliah di luar kota fashara, menjadi wahabi. Ia pun prihatin ketika mendengar cerita-cerita dari kawannya di sekolah-sekolah negeri susah ketika akan mengadakan maulid. Alih-alih tradisi NU itu dilarang oleh murid.

Keprihatinan lain, 1600 dari penerima beasiswa LPDP disinyalir yang disiapkan untuk antek wahabi.   

Oleh sebab itu, Nusron mengajak agar NU turut cancut taliwanda. Beasiswa-beasiswa yang disediakan oleh pemerintah semacam bidik misi dan LPDP separonya harus diambil alih oleh kader NU.

Salah satu cara yang bisa ditempuh di setiap kecamatan wajib ada Bimbel yang dikelola Maarif maupun Muslimat. Maarif dan Muslimat juga harus punya database murid agar alumni yang “hilang bisa segera dilacak. (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar