Jepara,
soearamoeria.com
Memperingati
Haul KH Abdurrahman Wahid ke-5 Gusdurian Jepara berkumpul di aula lantai 2
Gedung NU Jepara, Jalan Pemuda 51 Jepara, Selasa (30/12) malam. Malam
itu, banyak kalangan hadir. Tidak hanya warga NU, pejabat, lintas agama dan
politisi turut hadir menyemarakkan kegiatan.
Kesempatan itu, semua hadirin
boleh berbicara soal Gus Dur. Ketua
panitia, Lukman Hakim dalam uraiannya kegiatan untuk mengenang 5 tahun wafatnya
almarhum. Kehadiran ratusan Gusdurian sebutnya merupakan wujud kecintaan kepada
sang Guru Bangsa.
KH Asyhari
Syamsuri, ketua PCNU Jepara menyebut Gus Dur sebagai ‘wali’ sebab ia sering
berkomunikasi dengan para wali saat berziarah ke makam auliya’. Kiai Asyhari
menambahkan Gus Dur merupakan sosok yang peduli pada perubahan bangsa dan
negara.
“Gus
Dur tidak hanya mementingkan kelompoknya sendiri tetapi semua yang ia lakukan
untuk bangsa dan negara,” terang Kepala SMK Negeri 3 Jepara, menambahkan.
Sosoknya
bagi Asyhari banyak yang bilang sangat kontroversial. Tetapi jika ditelaah
lebih dalam jelas rasional. Misalnya Gus Dur pernah berkeinginan untuk ‘menghapus’
ucapan Salam dengan Selamat.
“Jika
diteliti dengan seksama keinginan Gus Dur untuk bangsa dan negara. Bukan untuk
satu kelompok saja,” tegasnya.
Begitu
pula dengan pembelaan Gus Dur untuk kelompok Ahmadiyah ungkap dia bukan soal
mengikuti ajarannya melainkan membela kaum yang tertindas.
H
Muhdi, Kepala Kemenag Jepara kagum dengan sosoknya. Saat kuliah di Mesir Gus
Dur tak pernah ikut namun bisa menyelesaikan ujian. Itu salah satu kekagumannya.
Kekaguman yang lain apa yang diuraikan Gus Dur akan terjadi 2-3 tahun
berikutnya.
Pendeta
GITJ Jepara, Danang Kristiawan menyatakan memiliki Gus Dur sama seperti memikul
beban berat. Menghadirkan Gus Dur sebagai sosok yang dikagumi juga harus sesuai
dengan lakunya. Bukan hanya sekadar mengagumi dan mencintai.
Gus
Dur sambungnya sebagaimana artikel Sindunata yang ia baca di majalah Basis “Gus
Dur dan Revolusi Mental” menguraikan sosok Gus Dur mampu menghayati cinta
kepada sang pencinta secara mendalam sehingga ia mampu memanusiakan manusia.
Sekretaris
PCNU Jepara, Lutfi Rahman mengatakan pikiran dan sikapnya kontekstual. Gus Dur
bagi Lutfi sosok pemimpin maslahat untuk rakyat.
Dalam
konteks Jepara, ia merindukan sosok laiknya Gus Dur yang dimiliki semua
kalangan lintas agama. Tokoh pemersatu.
“Kebijakan
yang diputuskan penguasa di Jepara tidak hanya soal bencana saja tetapi hendak menyeluruh
dalam segala aspek baik soal ekonomi, sosial dan sebagainya. Tentu harus sesuai
maslahat rakyat,” lanjutnya. (qim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar