Sadar sebagaimana seorang yang
sedang tidur dibangunkan. Sadar sebagai pelajar plus santri yang sedang mengais
ilmu pengetahuan.
Menurutnya,
ilmu pengetahuan perlu dijadikan pepeleng,
pengingat agar kedepan bisa dibiasakan materi-materi yang telah didapatkan. “Kalo
punya pengetahuan kalian harus pintar dan punya kepintaran,” terang lelaki
berusia 69 tahun itu.
Mbah
Tohir menjelaskan jika tidak memiliki keduanya niscaya akan dipinteri oleh orang lain. Untuk
mencapainya dengan tekun dan ketekukan. “Kita bisa memahami pelajaran gara-gara
dilatih terus-menerus,” imbuh pria asal Surabaya itu.
Ia menyontohkan
2 ditambah 2 sama dengan 4 sudah melekat dalam ingatan. Begitu pula dengan
mengenal abjad, abcde dan seterusnya karena dilatih berulang-ulang.
Belajar
ialah berlatih dan mengulangi sampai akhirnya melekat. “Kita minum,
mengeluarkan hajat besar juga karena latihan. Kita bisa karena biasa,” katanya.
Pria
yang diusia senjanya kini aktif pentas monolog di belantara Jawa ini menambahkan
hidup hanya memilah dan memilih baik dan buruk. “Bejone wongkang bejo iseh bejo wongkang eleng dan waspada,” jelasnya.
Karena
itu kepada peserta didik yang hadir khususnya kelas XII sebutnya tiada kata
terlambat untuk belajar. Apalagi untuk kelas X asal tekun dan terbiasa niscaya
hidup akan bermanfaat untuk orang lain.
Selain
memberikan suntikan motivasi kepada murid Az Zahra, lelaki yang juga mempunyai
kelihaian melukis itu akan pentas monolog di dua tempat. Monolog “Kasir Kita”
ia pentaskan di kampus Unisnu Jepara, Sabtu (11/10) malam. “Jokasmo” bakal ia
monologkan di SMK Az Zahra Jepara, Senin (13/10) pagi. (Syaiful Mustaqim)
No comments:
Post a Comment