![]() |
| Prof Rumadi, Ketua PBNU paparkan isi buku Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren. |
Jepara, soearamoeria.com - Aswaja NU Center PCNU Kabupaten Jepara menggelar Bedah Buku Part 2 "Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren; Syarah Pemikiran Gus Yahya" yang berlangsung di musala Pesantren Al Mustaqim Desa Bugel Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara pada Selasa (30/12/2025).
Hadir sebagai narasumber dalam bedah buku Prof. DR Rumadi Ahmad (Ketua PBNU), KH Charis Rohman (Ketua PCNU Jepara), dan Sekretaris Aswaja NU Center Jepara Syaiful Mustaqim sebagai moderator.
Ketua PBNU Prof DR Rumadi Ahmad yang juga inisiator penerbitan menjelaskan lahirnya buku bermula dari diskusinya dengan Gus Yahya.
Diskusi tersebut tekait, kelak jika Gus Yahya sudah tidak menjabat sebagai Ketua Umum program yang dijalankan apa tetap dijalankan pada masa khidmah berikutnya?
"Dari diskusi kecil tersebut muncul jawaban tentu ada program yang lanjut dan program mandeg di tengah jalan. Adapun program yang tetap berjalan ialah program-program yang sistemik atau melembaga," jelasnya.
Sehingga lahirlah buku setebal 338 halaman ini. "Gagasan atau pemikiran besar harus dipublikasikan," tegasnya.
Ditambahkan, buku yang diterbitkan Islami Digital Indonesia tahun 2025 merupakan syarah yang ditulis 10 penulis dalam berbagai perspektif Ahmad Suaedy, dkk yang merupakan intelektual NU.
Adapun gagasan yang ditulis Gus Yahya; Renungan Akhir Tahun 2024; Konsolidasi Sebuah Keharusan Bagi NU (NU Online, 31 Desember 2024) dan Peta Masalah Dunia Pesantren (Detik.com 23 Januari 2024).
Dalam tulisan konsolidasi NU jelas Prof Rumadi, Gus Yahya memberi 3 kerangka yang disebut sebagai 3 matra konsolidasi. Pertama, konsolidasi tata kelola untuk memastikan organisasi NU dikelola secara sistematis, tertib, dan berbasis pada prinsip yang jelas.
![]() |
| Peserta bedah buku tunjukan buku Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren. |
Kedua, konsolidasi SDM yang diarahkan untuk mengelola sumber daya manusia dan pembiayaan secara sistematis untuk meningkatkan kapasitas organisasi. Dan ketiga, konsolidasi agenda untuk memastikan semua kegiatan unit organisasi NU memiliki arah yang selaras dan terkoordinasi.
"Tulisan kedua Peta Masalah Dunia Pesantren secara umum membahas tantangan yang dihadapi pesantren dalam beradapdasi dengan era modern tanpa kehilangan jati dirinya," tulis guru besar UIN Jakarta asal Jepara dalam kata pengantar buku halaman xi.
Kepada puluhan peserta diskusi, mantan Ketua Lakpesdam PBNU ini menyatakan melakukan perubahan bukanlah perkara mudah, tetapi harus tetap dilakukan.
"Perubahan NU dan pesantren harus jelas arahnya," tandasnya.
Ketua PCNU Jepara, KH Charis Rohman, dalam paparannya membaca buku tersebut semakin tahu arah, dan target jelas dari pemikiran Gus Yahya.
"Jika misal gagasan ini masih menuai pro kontra, itu sama dengan pemikiran Gus Dur yang dulu dianggap kontroversial, tetapi sekarang diterima oleh masyarakat. Begitu juga dengan pemikiran Gus Yahya saat ini," paparnya.
Senada dengan Prof Rumadi, Kiai Charis menambahkan perubahan NU itu harus untuk menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama.
Dalam pembukaan acara H Sholahuddin, Ketua Aswaja NU Center PCNU Jepara menyatakan bedah buku tersebut merupakan kali kedua, sebelumnya juga dilaksanakan bedah buku via google meet pada 20 Desember lalu.
"Melalui bedah buku ini kami berharap pemikiran-pemikiran Gus Yahya bisa kita telaah bersama, kita diskusikan bareng, dan bisa kita aplikasikan dalam berjamah dan berjamiyah," pungkasnya. (ah)

