Notification

×

Iklan

Iklan

Unnes Latih Guru Ma'arif Kudus Jadi Pelopor Literasi

Selasa, 17 Juni 2025 | 22:02 WIB Last Updated 2025-06-17T15:02:55Z

Abdul Arif, dosen Unnes saat menyampaikan materi di hadapan guru Maarif. 


Kudus, soearamoeria.com – Di tengah arus deras informasi digital yang seringkali menyesatkan, peran guru sebagai penunjuk jalan kian krusial. Menyadari hal itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Negeri Semarang (UNNES) turun tangan, menggelar diklat jurnalistik khusus bagi guru pembimbing media sekolah/madrasah di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU PCNU Kabupaten Kudus. Pelatihan dua hari ini, 16-17 Juni 2025, bertempat di aula Dojo SMK NU Ma'arif Kudus, bertujuan mencetak para pionir literasi digital di garda terdepan pendidikan.


Para pengabdi yang terlibat adalah Abdul Arif, Edi Subkhan, dan M Nazil Iqdami dari Prodi Teknologi Pendidikan UNNES, serta Farida Rachmawati dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo. Tak ketinggalan, tiga mahasiswa UNNES, Rian Aryandani, Ari M Widyatama, dan M Rahka, turut menyumbangkan energi mereka. Sebanyak 30 guru antusias mengikuti diklat ini, menunjukkan tingginya kesadaran akan pentingnya literasi media di kalangan pendidik.


Hadir saat pembukaan jajaran pengurus LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Kudus, termasuk Ketua Ridlwan, S.Pd.I.; Sekretaris Muhammad Zaenul Anwar, S. Pd.I., MM; dan Bendahara Nur Aziz, S.Ag. Kehadiran mereka menegaskan komitmen LP Ma'arif dalam membekali guru dengan kompetensi mutakhir.


Ridlwan secara tegas menyatakan bahwa diklat jurnalistik ini tak hanya untuk guru tingkat MA/SMA/SMK, tetapi juga harus menyentuh guru dan murid di MTs/SMP. Ia menekankan bahwa di zaman serba cepat ini, jurnalis adalah mata dunia. Informasi dari jurnalis menjadi penentu cara kita memahami peristiwa global, seperti perang Israel dan Iran.


"Dunia bisa tenang karena ada jurnalis yang mewartakan kebenaran. Namun, dunia juga bisa hancur karena berita bohong," tegas Ridlwan. Pesannya jelas: para guru Ma'arif diharapkan mampu mengajari murid-muridnya agar cerdas memilah informasi dan tidak turut menyebarkan hoaks. "Siapa tahu anak-anak yang Bapak Ibu dampingi ada yang jadi jurnalis populer seperti Rosi, Najwa, Aiman, dan lainnya," harapnya, memotivasi para guru untuk menumbuhkan minat jurnalistik sejak dini.


Abdul Arif, ketua tim pengabdi dari UNNES, menjelaskan bahwa diklat ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas guru agar optimal dalam mendampingi murid. Ia juga menyampaikan mandat penting dari Ketua LP Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah agar setiap pengurus cabang memiliki tim khusus Gerakan Literasi Ma'arif (GLM) sebagai motor penggerak literasi di sekolah dan madrasah.


"Setelah pelatihan ini, kami harapkan ada forum komunikasi untuk wadah berbagi dan berkolaborasi dalam gerakan literasi," ujar Arif, menekankan keberlanjutan program.


Untuk memperkuat inisiatif ini, tim UNNES berkolaborasi dengan dua jurnalis senior di Kudus: Rosidi, eks jurnalis Suara Merdeka dan kini pembina At-Thullab TBS Kudus, serta M Qomarul Adib, Pemimpin Umum Suaranahdliyin.com. Keduanya berbagi pengalaman praktis tentang menulis berita dan feature, memberikan wawasan langsung dari dunia media.


"Para guru bisa berkolaborasi dengan praktisi media dalam banyak hal, termasuk diseminasi informasi," pungkas Arif, menandaskan pentingnya sinergi antara akademisi, pendidik, dan praktisi media dalam menghadapi tantangan informasi di era digital. (ah)

close close