Sampai Kapan
Sampai kapan akan terus dipenuhi penyesalan
Hidup dengan penuh ketidaknyamanan
Menyalahkan Tuhan atas takdir yang diberikan
Setiap hari hanya bisa meratapi
Seolah menjadi manusia yang paling tersakiti
Manusia yang lukanya paling dalam
Padahal, waktu bergulir begitu cepat
Tidak, kah mau mencoba menerima
Hingga bisa melepas beban yang terasa berat
***
Bunga Gemitir
Bunga gemitir menjadi pelengkap
Untuk yang kini tengah berada dalam titik terendah
Kepada jiwa yang tengah patah
Semangat kini menjadi goyah
Kalbu yang dipenuhi oleh pilu
Ruang sendu kian kelabu
Elegi tawa benar-benar lucu
Sekedar pelepas rintik sendu
Hingga bisa bertemu dengan berahi
***
Sudah Saatnya
Sudah saatnya untuk mulai membenahi diri
Biarkan luka itu menjadi pelengkap
Sebagai cerita unik untuk dikenang
Bukan lagi membandingkan diri lagi
Justru menerima apapun yang terjadi
Ikhlas dalam menjalani hidup
Tabah atas cobaan yang kini menghampiri
Walaupun memang tidak mudah
Pasti akan bisa terlewati
***
Perihal
Perihal datang dan pergi itu dinikmati
Bukan dipaksa untuk selalu membersamai
Tapi diterima dengan kerelaan
Perihal luka yang belum pulih
Biarkan waktu yang menjadi saksi
Cukuplah untuk diterima dan berusaha untuk bisa bangkit lagi
Perihal masa kini dan masa depan
Perlu untuk dijalani sepenuh hati
Dengan semangat dan motivasi
***
Selamat
Selamat telah berhasil melewati jalan yang berliku-liku ini
Dengan tangis, kecewa, sakit yang saling melengkapi
Hingga akhirnya bisa tersenyum kembali
Selamat akhirnya bisa memaafkan diri sendiri
Tiada lagi kata seandainya ini tidak terjadi
Kini menjadi semua ini anugerah dan pasti adalah hal terbaik yang diberikan
Selamat karena mampu bertahan sampai detik ini
Ayo berikan apresiasi terhadap diri sendiri
Karena dengan begitu semua akan jadi lebih mudah untuk dijalani
Tanpa haus validasi dari orang lain
___Zulfa Wafirotul Khusna, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Prodi Bimbingan dan Konseling. (20)