Orang yang berilmu sebisa mungkin memberikan
penerangan kepada orang lain. Ibarat itu sesuai dengan ungkapan al ilmu
nuurun, ilmu adalah cahaya. Sehingga ilmu yang manfaat bagai “cahaya”
sebaliknya jika ilmu tidak manfaat bagai “api”.
Habib Muthohar memaparkan hal itu dalam Haflah Akhiris
Sanah dan Harlah Az Zahra XII bertempat di halaman pesantren Az Zahra desa
Sekuro kecamatan Mlonggo Jepara, Sabtu (20/05) kemarin.
Menurut pengasuh mujahadah bulanan pesantren Az Zahra,
orang berilmu adalah makhluk yang mulia. Orang yang berilmu mulia
segala-galanya. Sehingga setelah Adam turun ke bumi dan dikaruniai ilmu, ia,
kata Habib menjadi manusia yang mulia.
“Malaikat disuruh sujud kepada Adam mau tunduk tetapi
setan membangkang perintah Allah,” urainya kepada wisudawan SMP dan SMK Az
Zahra serta kepada wali santri.
Alhasil, agar ilmu
itu bisa menjadi penerang kepada yang lain tentu paparnya perlu diamalkan. Usai
lulus dari SMP dan SMK lanjut Habib yang tinggal di Mlonggo Jepara itu agar
meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga akan memberikan kemanfaatan
kepada orang lain.
Hal yang dikemukakannya itu sejalan dengan utlubul
ilma minal mahdi ilal lahdi, menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. “Ilmu
yang manfaat ialah ilmu yang membawa kesejahteraan untuk pemiliknya dunia dan
akhirat,” jelasnya sembari diamini hadirin.
Dalam menuntut ilmu tambahnya tidak usah prihatin. Karena
rezeki akan ditanggung oleh Allah SWT. Semakin berilmu, lanjutnya orang harus
makin tawaduk. Tawaduk kepada siapa saja termasuk kepada guru.
Kesempatan itu, Habib Muthohar juga memplesetken
singkatan SMK menjadi Sudah Masanya Kawin. “Sudah siap belum karena sudah
masanya? tanya Habib kepada wisudawan.
Jika sudah siap ia meminta untuk qabiltu karena
itu bagian dari sunnah rasul.
Kegiatan yang bersamaan dengan wisuda purna SMP
ke-10 dan SMK ke-7 itu juga dimeriahkan dengan paduan suara, gerak lagu, tari
serta silat dari santri SMP dan SMK. (sm)